JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan, wilayah pesisir Jakarta belum bisa lepas dari bayang-bayang ancaman banjir rob.
"Penanganan banjir Jakarta harus disesuaikan dengan jenis atau tipe banjirnya sehingga tepat sasaran," tutur Nirwono kepada Kompas.com, dikutip Kamis (10/11/2022).
Menurut Nirwono, banjir rob di pantai utara yang berpotensi terjadi di pesisir bersamaan dengan proses alami bulan purnama yang diiringi dengan kenaikan air laut pasang.
Nirwono berujar perlu ada langkah yang tepat untuk menekan dampak air pasang di wilayah utara Ibu Kota. Salah satu solusinya, kata Nirwono, adalah dengan merestorasi kawasan pesisir.
Kemudian, Nirwono memyebutkan juga perlu ada pelebaran area minimal 500 meter ke arah daratan dengan membebaskan wilayah itu dari permukiman warga.
"Warga di pesisir perlu direlokasi ke rusunawa (rumah susun sederhana sewa) terdekat dari pantai," ucap Nirwono.
"Selain itu, perlu ada penghijauan atau reforerstasi hutan mangrove atau pantai sebagai peredam banjir rob, abrasi pantai, terjangan tsunami," Nirwono menambahkan.
Belum lama ini, sembilan wilayah Jakarta Utara disebut berpotensi dilanda banjir pesisir atau rob pada pada 8-14 November 2022. Masyarakat yang ditinggal di sana pun diminta waspada.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan potensi tersebut diprediksi berdasarkan aktivitas pasang air laut yang mempengaruhi dinamika wilayah pesisir.
Sembilan wilayah itu adalah Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, dan Kalibaru.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/10/11141941/banjir-rob-masih-bayangi-wilayah-jakarta-utara-pakar-harus-ada-restorasi