Salin Artikel

Senja Kala Mal Blok M, Tinggal Tiga Toko yang Bertahan di Lorong Lengang...

JAKARTA, KOMPAS.com - Mal Blok M merupakan salah satu mal yang berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang pernah menjadi ikon pada masanya.

Posisinya yang berada di bawah Halte Transjakarta Blok M membuat tempat itu menjadi strategis karena selalu dilewati penumpang bus. 

Namun, hal tersebut tidak membuat mal bawah tanah itu hidup. Mal yang dulunya pernah berjaya di era 1990-an hingga 2.000-an itu kini terlihat sepi, dari pedagang ataupun pembeli.

Satu per satu pedagang itu mundur dan menutup usahanya. Pada Rabu (16/11/2022), Kompas.com melihat hanya tiga kios yang masih bertahan di sana.

Tiga kios tersisa

Saat Kompas.com menengok ke sisi sebelah kiri lantai dasar dari pintu masuk, hanya ada satu toko yang buka.

Toko itu menjual pakaian pria dan wanita, mulai dari celana pendek dan panjang hingga baju dengan harga mulai dari Rp 35.000.

Toko tersebut tampak terang dan mencolok di antara kios-kios lain yang tutup.

Kompas.com lalu mencoba menengok ke sisi sebelahnya di kanan. Di sana hanya ada dua toko yang juga berjualan pakaian.

Adapun pakaian yang mereka jual didominasi pakaian bekas yang merupakan barang impor. Pakaian-pakaian itu dijual seharga mulai dari Rp 35.000 saja.

Di sana, Kompas.com menjumpai beberapa orang yang lewat dan memandang ke arah toko pakaian, sekadar untuk melihat-lihat. Sebagian lainnya berbelanja pakaian murah itu.

Cerita pedagang yang gulung tikar lalu jadi penganggur

Rizki (30), salah satu pedagang yang pernah berjualan di Mal Blok M, menceritakan bagaimana dia gulung tikar akibat pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Pedagang pakaian pria yang merintis usahanya sejak 2017 itu mengaku tak sanggup lagi membayar sewa kios di Mal Blok M.

"Kan enggak ada pelanggan, bener-bener sepi, harga sewa juga enggak turun. Karena enggak ada pemasukan, jadinya bingung buat bayar sewa," ujar Rizki saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.

Pemasukan yang tak seberapa, kata Rizki, tidak cukup untuk menutupi biaya sewa yang tak kunjung turun.

Omzet penjualan yang anjlok begitu terasa ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan penutupan operasional mal di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Akibat pandemi, mal untuk masyarakat menengah ke bawah malah yang terdampak. Karena kan mereka di rumah saja, enggak nyari makan, jadi lebih mentingin buat perut dulu," kata Rizki.

Imbasnya, pemasukan Rizki saat itu turun drastis hingga 70 persen, dari yang sebelumnya bisa mencapai Rp 1 juta per hari, kemudian hanya memperoleh sekitar Rp 300.000 per hari.

Kondisi serupa hampir dialami semua pedagang di Mal Blok M. Kata Rizki, satu per satu pedagang mulai menutup kiosnya karena tak lagi mampu membayar sewa.

"Sekarang yang saya lihat bertahan cuma tiga kios," ucapnya.

"Sebelum corona, ramai (pengunjung dan pedagang). Makanya, kalau enggak ada corona, mal-mal ini masih bertahan. Ini karena enggak ada tenant, jadi kelihatannya sepi. Padahal, sudah mulai membaik tahun 2022, enggak kayak awal-awal corona," jelas Rizki.

Berkaitan dengan kondisi saat ini, Rizki tak berencana untuk melanjutkan usahanya kembali selama perekonomian belum pulih sepenuhnya akibat pandemi.

Kini, perantau asal Bogor itu sedang berjuang mencari pekerjaan di Ibu Kota.

"Kegiatannya enggak ada, pengangguran. Ke sini cuma main saja. Paling saya nyari kerja, kalau buat usaha lagi belum berani," ucap Rizki.

Masih ada yang ramai pembeli

Ada tiga kios yang masih bertahan di area lantai dasar Mal Blok M. Ketiganya memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan produk yang sama, yaitu pakaian.

Satu di antaranya, yang terletak di sebelah kiri pintu masuk mal, merupakan kios pakaian pria dan wanita. Kios ini menawarkan aneka ragam celana hingga baju panjang dan pendek.

Kemudian, ada dua toko lainnya di sebelah kanan pintu masuk juga menjual aneka pakaian. Salah satunya menjual pakaian untuk ibu dan anak dengan harga mulai dari Rp 35.000.

Sedangkan toko yang berada tepat di depannya menjual baju impor murah. Rentang harganya berkisar dari Rp 15.000 hingga Rp 100.000. Toko inilah yang masih ramai dikunjungi pembeli.

Pantauan Kompas.com pada Rabu, toko tersebut selalu kedatangan pembeli tanpa habisnya.

Satu pembeli bisa menghabiskan waktu beberapa menit, atau bahkan dua jam sendiri untuk memilih-milih pakaian di sini.

Seorang karyawan bernama Suli (40) mengatakan bahwa toko itu sudah menjajakan pakaian di sana sejak 2019.

Toko tersebut sempat terdampak di awal pandemi Covid-19 lantaran kebijakan penutupan serentak mal di Jabodetabek pada masa pemberlakuan pembatasan skala berskala besar (PSBB).

Namun, menurut Suli, tidak terjadi perubahan omzet yang signifikan akibat pandemi.

"Sekarang lumayan masih ramai, bisa Rp 4 juta-Rp 7 juta kalau weekend. Karyawannya juga ada empat," ujar Suli saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.

Ia menduga, toko tempatnya bekerja tetap ramai pembeli lantaran menawarkan berbagai macam pakaian dengan harga cukup murah.

Selain itu, saat ini hanya ada tiga kios yang bertahan di sana sehingga tidak begitu banyak persaingan yang terjadi dengan toko lainnya.

"Perbedaannya pas pandemi sempat tutup seluruh mal pas PSBB. Tapi, alhamdulillah ramai, ada aja yang ke sini," jelasnya.

Posisinya yang tepat berada di bawah Halte Transjakarta Blok M membuat pengguna bus melewati toko tersebut. 

"Orang yang naik turun busway, yang kerja di sini juga banyak, sekitar Blok M kebanyakan langganan karena sudah pada kenal," kata Suli.

Sebelumnya, kata dia, pada Oktober 2022 toko sepatu depan kiosnya juga terpaksa tutup. Sama seperti kios lainnya, toko itu tutup lantaran tidak sanggup memperpanjang sewa kontrak kios yang tidak kunjung turun sedangkan omzet anjlok.

Suli berharap ketiga toko yang bertahan ini masih akan terus berada di sana agar pembeli bisa dihadapkan dengan banyak pilihan toko.

Meski tidak ada saingan pembeli, Suli merasa banyaknya kios yang kosong membuat sepanjang lorong lantai dasar menjadi terlihat sepi.

Ia pun membandingkan suasana saat Mal Blok M masih berjaya dulu sebelum pandemi Covid-19 datang melanda.

"Perbedaannya lebih ramai yang dulu, toko juga banyak yang buka, sampai berdesak-desakan itu sebelum pandemi. Orang yang ke sini juga pada heran katanya udah beda banget sama yang dulu," jelas Suli.

Karena itu, Suli bersyukur kios tempat dia bekerja masih ramai peminat. Dengan demikian, ia masih memiliki pekerjaan dan penghasilan bulanan.

"Masih bersyukur karena masih ramai, jadi saya masih kerja, enggak di-PHK kayak toko yang lainnya," lanjut dia.

Pembeli mengenang masa kejayaan Mal Blok M

Kompas.com pun kemudian menanyakan kepada salah satu pembeli bernama Billy (30) di toko pakaian impor, mengenai alasan dirinya masih berbelanja di Mal Blok M yang sepi.

Billy mengaku puas berbelanja di sana lantaran barang-barangnya yang bagus dan murah. Sesekali ia juga terkadang bisa mendapatkan barang yang branded.

"Sering ke sini dari pertama buka, masih sebelum pandemi. Karena murah, kadang jackpot nemu yang branded. Asal enggak capek aja nyarinya," ujar Billy saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.

Ia menyebutkan, barang impor yang dijual di toko tersebut sangat murah. Untuk rentang harganya berkisar mulai Rp 15.000 hingga Rp 100.000.

Billy tahu tentang toko itu sejak sebelum pandemi. Kala itu, ia senang mengitari kawasan Blok M untuk berbelanja sambil mencuci mata.

Kebetulan, ia juga bekerja di Pasar Raya yang lokasinya masih satu kawasan dengan Mal Blok M.

"Pas lewat ngelihat-ngelihat, eh bagus. Kalau bisa sabar milihnya mah dapet. Saya sukanya sih model yang lama, itu kan keren-keren," lanjut dia.

Toko tersebut sudah menjadi langganannya untuk berbelanja pakaian.

Tempat tinggalnya yang masih berada dekat dengan kawasan Mal Blok M membuat Billy gampang untuk menjangkau toko tersebut.

Terkadang, Billy mengajak temannya sambil merekomendasikan tempat belanja favoritnya itu.

Namun, tak jarang juga Billy datang ke toko itu sendirian agar bisa menghabiskan waktu berlama-lama, bahkan hingga melebihi dua jam.

Ia pun kemudian mengenang kembali suasana Mal Blok M yang sebelum pandemi sangat ramai oleh pedagang dan pembeli.

"Dulu mah ramai banget, mau apa-apa ada masih enak, nyari apa aja ada tokonya banyak. Murah-murah dan terjangkau," kata Billy.

"Sampai berdesak-desakan buat lewat saking banyak yang beli, kalangan abege, orang tua, itu pasti ke Blok M," lanjut dia.

Tak sekadar tempat berbelanja, menurut dia, dulu kawasan sekitar Mal Blok M juga sering dijadikan tempat nongkrong anak muda.

"Kalau sudah ke Blok M gaul, beli baju di mana, Blok M, berarti lu gaul. Blok M dulu tempat orang nongkrong, sekarang enggak ada," jelas Billy.

Saking ramainya kawasan Blok M dulu, pengunjung yang berdesak-desakan harus mewaspadai aksi copet.

"Sekarang justru enggak rawan copet. Dulu Sabtu, malam Minggu, itu ramai rawan copet, sekarang enggak. Pokoknya enggak kayak dulu, lebih aman sekarang. Cuma sekarang tokonya udah banyak yang tutup," kata Billy.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/17/09403311/senja-kala-mal-blok-m-tinggal-tiga-toko-yang-bertahan-di-lorong-lengang

Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke