Salin Artikel

Cerita 'Talent Sleep Call' Jadi Tempat Pelampiasan Amarah, Padahal Beban Hidup Sendiri Juga Berat

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah menjadi kewajiban bagi talent sleep call atau layanan berbincang via telepon pada malam hari untuk mendengarkan seluruh keluh kesah para kliennya.

Keluh kesah ini kerap disampaikan baik via telepon atau via aplikasi berkirim pesan (chatting).

Natasha (21), salah satu talent layanan sleep call bernama "Sleep Call-mu", mengaku sempat menjadi tempat pelampiasan amarah sang klien.

Hal ini terjadi via telepon, beberapa waktu lalu .

Natasha mengakui, saat terjebak dalam posisi itu, dia hanya diam dan mendengarkan pelampiasan sang klien.

Sebab, menurut dia, klien itu memang sengaja melampiaskan amarahnya ke talent sleep call yang notabene orang asing ketimbang orang yang dikenal sang klien.

"Kalau (pelanggan) marah-marah baru sekali. Sebenarnya (cara mengatasi) tergantung case-nya, cuma kurang lebih begitu, diam (dan mendengarkan pelanggan)," ungkap Natasha kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Usai menerima seluruh pelampiasan itu, Natasha yang merupakan mahasiswi S1 ini baru memberikan saran atas masalah yang dihadapi sang klien.

Natasha mengaku, sejatinya dia merasa letih saat menjadi pelampiasan amarah klien. Akan tetapi, ia berupaya memosisikan diri sebagai sang klien.

Natasha berusaha memahami apa masalah yang membuat sang klien "berapi-api".

Selain itu, ia juga menjaga profesionalitasnya sebagai talent.

"Kalau (pelanggan) melampiaskan (amarah), ya memosisikan diri jadi pelanggan aja sih," ungkap Natasha.

"Aku sadar, yang penting itu pemahaman (terhadap pelanggan)," sambung dia.

Natasha turut mengakui, sebagai mahasiswi S1, dia dibebani tugas kuliah yang tidak sedikit setiap hari aktifnya.

Namun, saat harus melayani klien, ia berusaha sebisa mungkin menjadi seorang profesional.

Natasha akan menutup akses kepada kehidupan pribadinya dan fokus kepada klien yang ada.

"Misal aku lagi pusing sama skripsi atau banyak masalah, tapi kalau misal sudah call sama orang, aku berusaha buat hilangin itu semua. Aku berusaha untuk jadi diri yang netral, benar-benar enggak mikirin beban yang lain," urai dia.

"Waktu call sama orang, aku enggak ngeliat chat atau apa, jadi aku fokus dengerin mereka, fokus buat mereka," lanjut Natasha.

Sebagai informasi, layanan “Sleep Call-mu” menyediakan layanan bertelepon dan chatting-an dengan tarif bervariasi, mulai dari Rp 5.000-Rp300.000. Rentang harga ini tergantung dari paket yang diambil oleh pelanggan.

Bagi Anda yang tertarik mencoba layanan ini dapat langsung mengunjungi akun Instagram resmi “Sleep Call-mu” yang bernama @sleepcallmu_.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/27/16543921/cerita-talent-sleep-call-jadi-tempat-pelampiasan-amarah-padahal-beban

Terkini Lainnya

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke