Salin Artikel

Mengenal Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah Tertua di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Krematorium Cilincing di Jakarta Utara menjadi tempat kremasi atau pembakaran jenazah tertua di DKI Jakarta.

Demikian yang disampaikan Pengurus Tata Usaha Krematorium Cilincing Cecep Rukhikmat mengenai krematorium yang genap berusia 47 tahun sejak dibangun pada 1975.

"Iya, krematorium tertua. Kalau informasi sih memang di DKI ini bisa dikatakan satu-satunya krematorium di DKI Jakarta di tahun 1975," ungkap Cecep saat ditemui Kompas.com di Krematorium Cilincing, Rabu (30/11/2022).

Yayasan Daya Besar Krematorium Cilincing ini didirikan oleh Aggy Tjetje, yang dikenal sebagai kakak pengusaha jalan tol Yusuf Hamka.

Cecep menyampaikan, krematorium memiliki dua proses kremasi, yakni modern dengan mesin oven dan tradisional dengan tungku kayu.

Kremasi oven, kata dia, memerlukan waktu antara 1,5 sampai 2 jam pembakaran. Sedangkan kremasi kayu membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam lamanya.

"Dan proses kremasi itu kan tidak hanya jenazah basah, jadi ada rangka atau kerangka yang artinya galian dari kuburan," ujar Cecep.

Sederhananya, mereka yang sudah dikuburkan masih bisa dikremasi di sini apabila anggota keluarganya menghendaki. Cecep berkata, poses pembakaran tetap sama, tetapi peti yang digunakan berukuran lebih kecil dari normalnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Krematorium Cilincing tepat berada di sisi laut lepas yang dibatasi oleh tembok tinggi, berjarak 10 meter dari bangunan.

Krematorium Cilincing berada dalam satu kompleks dengan Pura Segara.

Di area bagian dalam, tampak ada pembangunan yang tengah dilakukan. Menurut salah satu pekerja, bangunan itu nantinya akan menjadi tempat kremasi tambahan.

Hal yang menarik perhatian ialah berdirinya patung Buddha yang menjulang sekitar 10 meter dari permukaan tanah.

Patung itu memakai pakaian berwarna kuning sambil memegang Pagoda kecil di tangannya. Patung Buddha tersebut berada persis di depan bangunan yang bertuliskan Gedung Penitipan Abu Jenazah Cung Lin Tze.

Selain ruang kremasi, Krematorium Cilincing pun memiliki gedung penitipan abu jenazah. Mereka yang beragama Nasrani, Hindu ataupun Buddha bisa mengkremasi hingga menitipkan abu jenazah anggota keluarga yang meninggal dunia di tempat ini.

"Kremasi di sini beragama Hindu biasanya dari Bali, Buddha, Kristen baik Protestan maupun Katolik," tutur Cecep.

Setiap harinya, lanjut Cecep, sedikitnya tiga jenazah dari berbagai agama dikremasi di Krematorium Cilincing.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/30/13170771/mengenal-krematorium-cilincing-tempat-kremasi-jenazah-tertua-di-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke