TANGERANG, KOMPAS.com - Jatuhnya helikopter P-1103 di perairan Buku Limai Bangka Belitung masih menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan keluarga besar kepolisian republik Indonesia.
Helikopter P-1103 jatuh di perairan Buku Limau Bangka Belitung saat dalam perjalanan dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menuju Tanjung Pandan, Belitung, Minggu (27/11/2022).
Ada empat kru yang berangkat menggunakan helikopter tersebut. Sampai saat ini proses pencarian terhadap korban keempat masih terus dilakukan oleh berbagai pihak terkait.
Penyebab jatuh helikopter
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, cuaca buruk jadi penyebab utama jatuhnya helikopter P-1103 di Perairan Buku Limau, Bangka Belitung.
Hal ini disampaikan Sigit usai acara penyerahan dan pengantaran jenazah di Lapangan Direktorat Kepolisian Udara di Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan, Rabu (30/11/2022).
"Keluarga besar Polri menerima musibah karena ada satu pesawat heli kami yang diisi oleh empat anggota atau kru yang mengalami loss contact karena akibat cuaca buruk," ujarnya.
Helikopter yang berisi empat kru tersebut mengalami hilang kontak saat sedang melakukan perjalanan dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menuju Tanjung Pandan, Belitung, Minggu (27/11/2022).
Kesulitan pencarian
Tidak hanya menjadi penyebab terjadinya hilang kontak kru helikopter tersebut, cuaca buruk juga mempersulit pencarian korban jatuhnya pesawat itu.
Pencarian sudah dilakukan selama empat hari, dan belum bisa menemukan korban terakhir atau kru yang bertugas dalam penerbangan dinas tersebut.
"Kondisi cuaca di lokasi pencarian cuacanya masih sangat buruk, sehingga agak sulit melakukan pencarian dengan cepat. Namun demikian diharapkan bisa segera ditemukan," jelas Sigit.
Mengerahkan 600 orang
Dalam upaya pencarian korban yang sulit akibat cuaca buruk yang sangat mudah berubah-ubah, dikerahkan 600 orang untuk membantu pencarian.
Ratusan orang tersebut merupakan pasukan gabungan dari Polri, TNI, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), pemerintah daerah, Gegana, dan masyarakat sekitar.
Semua personel yang dilibatkan dal pencarian itu difokuskan untuk menyisir tujuh wilayah dan tiga titik lokasi.
Pakai sonar
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengungkapkan, pencarian korban jatuhnya helikopter Polri P-1103 dibantu dengan peralatan canggih.
Salah satu bantuan yang didapatkan oleh tim pasukan gabungan adalah peralatan sonar.
"Sudah dibantu oleh TNI Angkatan Udara yang menggunakan peralatan sonar dan kapal dari TNI Angkatan Laut juga menggunakan alat yang canggih," ujar Arief dalam kesempatan yang sama.
Pada umumnya, peralatan sonar yang dipakai oleh badan nasional pencarian dan pertolongan (Basarnas) untuk melakukan pencarian adalah multibeam eco-sounder (MBES).
Peralatan multibeam eco-sounder adalah alat yang bekerja seperti sonar yang memancarkan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi objek berupa barang, logam, manusia di dasar laut dengan tampilan 3D (tiga dimensi) dengan jarak jangkauan sampai dengan kedalaman 10 kilometer.
Pencarian pilot pesawat
Sampai pagi ini, dari empat korban jatuhnya helikopter tersebut, baru ditemukan tiga korban.
Namun, pihak kepolisian sudah menemukan kemungkinan posisi AKP Arif Rahman Saleh, pilot pesawat jatuh itu.
Arief menjelaskan, berdasarkan hasil analisis menggunakan peralatan TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara, serta beberapa peralatan lainnya, posisi jatuhnya pesawat tersebut sudah ditemukan.
Analisis itu juga didukung dengan temuan kepingan-kepingan helikopter di sekitar lokasi yang dimaksud.
Akan tetapi, cuaca buruk di sekitar kawasan jatuhnya pesawat tersebut membuat pihak kepolisian meyakini tubuh AKP Arif Rahman Saleh kemungkinan sudah tidak lagi berada di titik jatuhnya pesawat itu, tetapi sudah bergeser terbawa arus.
Korban yang ditemukan
Adapun saat ini tiga korban helikopter P-1103 sudah ditemukan dalam kondisi meninggal, yaitu Aipda Joko Mudo, Briptu Lasminto, dan Bripda Khoirul Anam.
Jasad Bripda Khairul Anam selaku mekanik helikopter dan Briptu Muhammad Lasminto selaku kopilot helikopter tiba di Lapangan Terbang Polisi Udara Tangerang Selatan sekitar pukul 08.10 WIB, Rabu.
Kedua jenazah dibawa menggunakan pesawat terbang Kepolisian dengan nomor P-4501 dari Bangka Belitung.
Kedua korban akan dibawa ke kediaman masing-masing untuk segera dimakamkan.
Briptu Muhammad Lasminto akan diserahkan ke keluarganya di Serang, Banten. Sementara itu, jenazah Bripda Khairul Anam akan diterbangkan menuju keluarganya di Magetan, Jawa Timur.
Aipda Joko Mudo ditemukan nelayan dan langsung dievakuasi ke dermaga Manggar sekitar pukul 02.56 WIB, Rabu.
Saat ditemukan, korban masih mengenakan seragam dinas warna biru. Terlihat papan nama Joko Mudo pada pakaian korban.
Tersisa satu korban yang saat ini masih dalam pencarian, yakni AKP Arif Rahman Saleh yang merupakan pilot helikopter.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/01/07282251/kala-kapolri-ungkap-pengaruh-faktor-cuaca-dalam-pencarian-korban