JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat berpendapat, pendekatan keamanan atau represif bukan satu-satunya cara untuk memberantas narkoba di Kampung Bahari.
Pendekatan non-keamanan dapat menjadi pilihan memutus rantai peredaran narkoba di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.
Namun, menurut dia, pendekatan non-keamanan ini belum banyak dipraktikkan.
Pendekatan keamanan seperti penggerebekan, penangkapan, hingga pemberian hukuman selalu dipandang lebih efektif untuk para pengedar maupun pemakai narkoba di Kampung Bahari.
"Negara, masuk ke Kampung Bahari hanya menggunakan pendekatan security, bukan pendekatan non-security yang sering saya lihat," kata Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2022).
Adapun pendekatan non-keamanan yang dimaksud ialah dengan melibatkan pihak lain di luar pemerintahan.
Misalnya saja institusi perguruan tinggi maupun lembaga sosial yang relatif lebih netral, dan tidak berkaitan langsung dengan aparat keamanan.
Pihak-pihak inilah yang dapat memasuki Kampung Bahari, untuk terlibat membangun komunitas dengan menyasar kelompok tertentu secara perlahan.
Nantinya, mereka bisa dibina menggunakan program berbasis komunitas termasuk pemberdayaan ekonomi, atau pun aspek edukasi kepada masyarakat.
"Memang tidak mudah, tidak instan perlu proses yang panjang, tapi ini bukan berarti enggak mungkin ini sesuatu yang mungkin dilaksanakan, mungkin diaplikasikan tapi dengan semangat untuk terlibat dalam pengurangan (peredaran narkoba) di sana," tuturnya.
Sementara itu, Rakhmat menilai permasalahan peredaran narkoba di Kampung Bahari tidak sesederhana hanya dengan diselesaikan melalui penggerebekan sampai proses hukum saja.
Kendati melalui proses panjang, upaya yang dapat dilakukan untuk menyentuh akar persoalan di Kampung Bahari, perlu komprehensif, mulai dari pendekatan keamanan, sosial, ekonomi, hingga kultural.
Beragam pendekatan itu pun perlu melibatkan berbagai pihak, baik itu pemerintah, aparat keamanan, lembaga swadaya masyarakat, maupun akademisi.
"Dalam pengamatan saya, tidak pernah diundang misalnya pihak-pihak akademisi, budayawan, seniman untuk hadir terlibat di sana dan ini kan akan menjadi bagus kalau kolaborasi itu bisa maksimal," imbuh Rakhmat.
"Saya kira agenda yang harus ditekankan selain agenda sosial dan kultural juga adalah mengapitalisasi kolaborasi stakeholder, yang menjadi penting di situ," sambung dia.
Untuk diketahui, Kampung Bahari dikenal sebagai "kampung narkoba" yang kerap digerebek aparat kepolisian.
Dalam catatan Kompas.com selama November 2022 ini saja, polisi beberapa kali melaporkan hasil penggerebekan di kampung narkoba itu.
Terbaru, mereka mengamankan enam terduga pelaku penyalahgunaan narkoba dan mendapatkan 116,97 gram sabu-sabu pada Rabu, 30 November 2022.
Sebelumnya, pada 21 November 2022 polisi juga mengamankan 2,57 gram sabu dari hasil penggerebekan.
Kemudian, pada 17 November 2022, sebanyak 0,61 gram sabu diamankan dari lima pengguna narkoba di Kampung Bahari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/05/11285291/sosiolog-butuh-pendekatan-non-keamanan-untuk-berantas-narkoba-di-kampung
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan