JAKARTA, KOMPAS.com - Transjakarta, sebuah transportasi umum berupa bus rapid transit (BRT) yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta, telah menjadi andalan bagi sebagian warga Ibu Kota.
Sejak tonggak sejarah transportasi publik di Ibu Kota pertama kali dimulai pada 15 Januari 2004, Transjakarta tak pernah lepas dari polemik di tengah masyarakat.
Baru-baru ini, bus-bus milik PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang dibiarkan terparkir di pul bus tengah menjadi sorotan. Bus-bus terparkir itu setidaknya terlihat di Pul Pinang Ranti dan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Padahal, bus-bus itu harusnya menjadi moda angkutan masyarakat di tengah gencarnya imbauan pemerintah agar warga beralih dari transportasi pribadi ke angkutan massal.
Diinisiasi Gubernur Sutiyoso
Pembangunan Transjakarta adalah kebijakan yang diambil saat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sutiyoso kala itu berharap Transjakarta bisa mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
"Ini merupakan jawaban atas kondisi lalu lintas saat dan sekaligus menjadi titik awal dari perombakan total sistem angkutan umum dalam bingkai transportasi makro," kata Sutiyoso saat peluncuran itu sebagaimana diberitakan Harian Kompas pada 16 Januari 2004.
Transjakarta saat itu merupakan bus rapid transit (BRT) pertama di Asia Tenggara. Panjang keseluruhan jalur lintasan transjakarta yang mencapai 208 kilometer diklaim sebagai lintasan BRT yang terpanjang di dunia.
Transjakarta koridor I rute Blok M-Kota sepanjang 12,9 kilometer pertama kali diluncurkan pada 15 Januari 2004. Saat itu, Transjakarta disambut antusias oleh warga.
Pengelolaan bus Transjakarta berada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta pada 4 Mei 2006. UPT ini bernaung di bawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006.
Pengelolaan bus Transjakarta kemudian diserahkan ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bernama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada 27 Maret 2014.
Transjakarta juga bekerja sama dengan operator bus reguler mulai tahun 2011. Kini, TransJakarta diketahui memiliki 13 koridor yang beroperasi dan memiliki sekitar 200 jumlah halte.
Bus Zhong Tong yang bermasalah
Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pernah mempermasalahkan bus merek Zhong Tong yang dioperasikan oleh Transjakarta pada 2014.
Zhong Tong merupakan jenis bus buatan Cina yang dinilai tidak laik pakai. Ahok menduga bahwa sering bermasalahnya bus transjakarta diakibatkan oleh kualitas bus yang buruk.
Transjakarta pun resmi menghentikan operasional dari 30 unit bus gandeng Zhong Tong npada 2015. Jumlah tersebut sudah termasuk bus yang terbakar.
Penghentian sementara seluruh unit bus Zhong Tong dilakukan dalam rangka pemeriksaan secara menyeluruh.
PT Transjakarta menilai perlu dilakukan pengecekan kembali untuk mengetahui kualitas dari bus asal Tiongkok tersebut.
Pengadaan bus transjakarta pada 2012-2013 dianggap merugikan keuangan negara mencapai Rp 63,9 miliar. Perkara ini menyeret nama bekas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono.
Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis lima tahun penjara kepada Udar usai dinyatakan bersalah menerima gratifikasi sebesar Rp 78 juta.
Uang tersebut diterima dari Direktur PT Galih Semesta, Yeddy Kuswandi, yang diberikan melalui perantara anaknya, Aldi Pradana. PT Galih Semesta adalah perusahaan yang sempat menjadi rekanan Dinas Perhubungan DKI.
Vonis lima tahun yang dijatuhkan hakim jauh lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntut Udar dengan hukuman 19 tahun penjara.
Hakim menyatakan Udar tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam proyek pengadaan bus transjakarta tahun 2012-2013.
Puluhan bus metrotrans dengan corak putih-oranye berbaris dengan kondisi seperti terbengkalaidi terminal Pinang Ranti, Jakarta Timur, pada Jumat (16/12/2022).
Bus-bus itu terlihat kusam, bahkan bagian atap beberapa bus tampak berkarat. Sementara itu, kondisi ban sebagian bus terlihat kurang angin atau kempis.
Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di pul bus transjakarta di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Bus-bus gandeng pabrikan Scania itu juga tampak terparkir dengan rapi, tetapi tak ada satu pun armada dalam kondisi mesin menyala.
Direktur Operasi dan Keselamatan PT TransJakarta Yoga Adiwinarto berdalih bus-bus itu diparkir di pul karena rute transjakarta belum kembali beroperasi semuanya buntut pandemi Covid-19.
"Memang di 2020 awal, pertengahan Covid-19, lalu 2021, masih banyak rute-rute belum kembali beroperasi," sebut Yoga di Jakarta Timur, Rabu (21/12/2022).
Oleh sebab itu, penggunaan bus transjakarta pun tidak maksimal. Menurut dia, hingga saat ini, baru ada 210 rute bus transjakarta yang kembali beroperasi.
Kondisi ini berbeda dengan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Ia menyebutkan setidaknya ada 264 rute yang beroperasi sebelum pandemi.
Lebih lanjut, Yoga menyebutkan bahwa bus-bus itu tidak terbengkalai, melainkan dioperasikan secara berkala. Tujuannya agar tetap berfungsi dengan baik.
(Penulis: Joy Andre, Rindi Nuris Velarosdela, Vina Fadhrotul Mukaromah, Agustinus Rangga Respati | Editor: Nursita Sari, Rindi Nuris Velarosdela, Yoga Sukmana, Resa Eka Ayu Sartika)
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/22/12000021/kilas-balik-polemik-transjakarta--terjerat-korupsi-tak-laik-pakai-hingga