Salah satu korban, seorang wartawan bernama Shafinaz Nachiar (26), mengungkapkan bahwa korban merupakan orang-orang terdekat SAP.
“Korbannya itu kayak ada yang saudara dia sendiri, manajernya sendiri, teman-teman SMA-nya,” ungkap Shafinaz ketika dikonfirmasi, Selasa (10/1/2023).
Sebenarnya, kata Shafinaz, korban ada sekitar 35-36 orang. Namun, beberapa korban memutuskan untuk tidak melaporkan penipuan ketika dihubungi satu per satu oleh Shafinaz.
Jika semua korban melaporkan SAP, total kerugian korban bisa mencapai Rp 2 miliar. Saat ini, Shafinaz hanya mewakili 30 korban yang melaporkan kasus investasi bodong ini.
"Aku ketemu sama 30 korban lainnya. (Kerugian) kami ditotal tuh Rp 1 miliar lebih," ungkap dia.
Kenal saat magang di kantornya
Shafinaz tertipu investasi bodong milik SAP sekitar Juli-Agustus 2021. Namun, sebelumnya ia telah mengenal SAP sejak lama.
Sebab, SAP merupakan anak magang di kantor lamanya. Meski demikian, mereka tidak pernah bertemu lagi hingga pertengahan 2021.
“Dia nge-share kayak, dibuka slot investasi alat kesehatan. Aku tanya sama dia, ‘ini itu apa?’ Katanya, ‘ini kayak sleeping investor gitu, kak,” ucap Shafinaz.
Shafinaz menjelaskan, sleeping investor merupakan istilah ketika seseorang hanya mengirim uang untuk diinvestasikan.
Lalu, investor tidak perlu melakukan apa pun dan uang akan kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Shafinaz mengatakan bahwa pada saat itu, ia belum mengerti istilah sleeping investor. Jadi, ia memercayakan uangnya ke perusahaan SAP.
“Gimana sih kamu punya teman, tapi temanmu punya bisnis. Dan pada saat itu, Covid-19 Delta dan Omicron lagi parah, jadi aku percaya aja kalau memang ada usaha alat kesehatan itu,” imbuh dia.
Pada Desember 2021, SAP berkata bahwa ia selama ini berbohong. Uangnya tidak dikelola sendiri, tetapi dikirim kepada orang lain.
Kendati demikian, SAP sejak awal tidak pernah mengatakan bahwa uang yang ditransfer para investor akan dikirim kepada orang lain.
“Dia bilangnya kalau dia kelola uangnya sendiri, terus pabrik alat kesehatan punya dia sendiri. Jadi aku beneran ditipu sama teman sendiri,” kata Shafinaz.
Teman kampus
Korban lainnya adalah Fia (26), teman SAP ketika masih satu kampus.
"Jadi dia teman di kampus dan waktu di kampus enggak ada masalah, jadi enggak curiga sama sekali sih," ungkap Fia di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis (12/1/2023).
Awal mulanya, akun Instagram Fia dimasukkan ke dalam fitur "close friend" milik SAP.
SAP kemudian mengunggah informasi seputar investasi alat kesehatan dan ragam testimoni soal itu yang bisa dilihat oleh teman yang masuk dalam fitur "close friend".
Karena testimoni menunjukkan banyak investor yang berhasil, Fia pun tergiur.
"Jadi awalnya juga cuma investasi sedikit-sedikit kayak gitu, tapi tiba-tiba ternyata lihat di salah satu media sosial, kok itu bodong ya kayaknya," jelas Fia.
"Dan dari situ juga, baru tahu kalau dia modusnya nawarin ke setiap orang itu beda-beda. Jadi ada beberapa teman kampus yang juga jadi korban. Pas ditanya keterangan, yang diberikan itu beda-beda," sambung dia.
Fia sendiri sudah mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta. Fia mengikuti investasi itu pada Agustus 2021.
Sementara itu, Tila (26) adalah teman satu organisasi di kampus SAP. Tila mengungkapkan bahwa ia juga dimasukkan ke dalam fitur "close friend" milik SAP di Instagram.
"Aku kenal sama dia (SAP) dari organisasi kampus. Sering ngobrol juga, tahu anaknya baik. Jadi kayak percaya gitu," ungkap Tila.
Ketika melihat testimoni soal investasi alat kesehatan yang ditawarkan SAP, Tila sempat meminta surat kontrak kerja.
Sebab, SAP mengatakan bahwa investasi itu ada relasinya dengan pemerintahan.
"Ada relasinya sama pemerintahan gitu. Itu biasanya kan ada suratnya gitu, tapi waktu itu dia bilangnya confidential," tutur Tila.
Pada saat itu, Tila tidak langsung menaruh uang. Seiring waktu, Tila pun tergiur karena melihat hasil investasi orang-orang lain.
"Jadi, taruh (uang) sekali, masih balik. Dua kali, atau ketiga kalinya gitu baru ada info ternyata ada kasus ini (investasi bodong)," ujar Tila.
Tila sendiri mengalami kerugian lebih dari Rp 15 juta.
Kemudian, korban lainnya adalah Sasa (25). Kronologi Sasa tertipu lebih kurang sama dengan Fia dan Tila.
"Pertama kali aku kenal dia itu gara-gara satu fakultas, terus dia juga unggah di 'close friend'," kata Sasa.
Sasa merasa yakin untuk berinvestasi karena investasi dilakukan untuk alat kesehatan. Sebab, pada saat itu, pandemi masih merebak, sehingga Sasa percaya dengan investasi alat kesehatan itu.
"Dia juga kasih testimoni banyak gitu, lho. Jadi, itu sebenarnya yang buat kami percaya untuk naruh uang pada akhirnya ke dia gitu," ungkap Sasa yang mengalami kerugian sekitar Rp 35 juta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/12/20330881/pengakuan-korban-dugaan-investasi-bodong-oleh-aktris-percaya-karena