Menurut W, warga setempat, beberapa anggota kepolisian tampak bolak-balik di depan rumah AS yang berada di gang sempit itu.
Mereka tak menggunakan pakaian dinas dan menyerupai warga biasa.
"Memang sudah beberapa hari ini saya perhatiin memang iya (dipantau intel), bolak-balik pakai motor. Mereka pakai baju biasa, kayak sipil," ujar W saat ditemui di kediamannya di Sunter, Sabtu (21/1/2023).
Sebelum penangkapan terhadap AS dilakukan, kata W, kawasan rumah terduga teroris itu sering dilintasi anggota kepolisian.
Namun, saat itu dia tak mengetahui bahwa mereka tengah memantau pergerakan AS.
"Sudah ada sebulan katanya dipantau. Dari kemarin saya curiga, ini orang kok bolak-balik masuk ke sini, komandan Densus-nya boncengan berdua," ujar W.
Kecurigaan W pun akhirnya terjawab setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mendatangi rumah AS.
Dari apa yang dilihatnya pada Jumat pagi kemarin, Densus 88 membawa AS ke rumah orangtuanya.
W mengaku terkejut melihat kedatangan puluhan polisi yang menyebut bahwa AS merupakan seorang teroris.
"Saya sampai gemeteran di situ, takut ada apa-apa enggak biasa lihat begitu. Polisi katanya cuma pengembangan kasus doang," kata W.
Setelah ditemui polisi, kata W, ibu AS pun terlihat pucat. Densus 88 kemudian menggeledah rumah tersangka terorisme tersebut.
"Ibunya seharian enggak keluar-keluar, biasanya kan dia bolak-balik. Cuma sempat ketemu bilang, 'Tante orang-orang kayak menghindar ya?'," ungkap W menirukan ucapan ibunda AS.
Total, Densus 88 menangkap tiga tersangka teroris di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan (Tangsel) pada Jumat (20/1/2023).
"Pada hari Jumat tanggal 20 Januari 2023 telah dilakukan penangkapan terhadap tiga tersangka tindak pidana terorisme," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dimintai konfirmasi.
Ketiga teroris itu berinisial AS yang ditangkap di Jakarta Utara, ARH di Jakarta Selatan, dan SN di Tangerang Selatan, Banten.
Ramadhan mengatakan, AS merupakan teroris yang masuk dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII).
Sementara itu, dua tersangka lainnya berasal dari organisasi masyarakat yang dinyatakan terlarang di Indonesia.
"ARH ditangkap di Jakarta Selatan. SN di Tangsel. Nomor 2 dan 3 adalah DPO penangkapan Maret 2021 kelompok FPI Condet," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/21/15024991/warga-sebut-teroris-di-sunter-sudah-dipantau-intel-sejak-sebulan-terakhir
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan