Salin Artikel

Pengunjung Keluhkan Sistem Beli Tiket Masuk TMII Harus Online dan Nontunai

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen cuti bersama Tahun Baru Imlek pada Senin (23/1/2023) dimanfaatkan sejumlah masyarakat untuk berwisata dengan keluarga.

Ada yang melancong ke daerah lain, ada pula yang mengunjungi tempat wisata terdekat.

Bagi warga Jakarta Timur, ada sejumlah pilihan tempat wisata untuk dikunjungi selama periode libur panjang Hari Raya Imlek, salah satunya Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Namun, sejumlah wisatawan mengeluhkan sistem pembayaran tiket masuk TMII yang kini harus dibeli secara online dan dengan pembayaran nontunai.

Salah seorang pengunjung bernama Deri mengatakan, ia cukup kesulitan saat hendak membeli tiket masuk.

"Enggak bisa cash katanya kalau langsung. Jadi saya cari ATM dulu sebelum masuk karena biar enggak ribet," terang dia di lokasi, Senin.

Saat ini, TMII hanya membuka Pintu Masuk 3 saja. Bagi Deri, hal ini cukup menyulitkan.

Sebab, ia harus memutar cukup jauh usai setor tunai di ATM lantaran pembelian tiket tidak bisa secara tunai.

"Agak ramai juga jalanan jadi enggak bisa cepat jalannya. Anak sempat nangis karena enggak sabar naik kereta gantung," tutur Deri.

Menurut dia, seharusnya pihak TMII membuka pintu masuk khusus pembayaran tunai, terutama jika ingin mengurai keramaian di Pintu Masuk 3.

"Jadi orang punya pilihan. Enggak semua sudah go cashless sekarang. Untung saya masih paham cara transfer dan lainnya. Kalau orang yang enggak paham bagaimana?" kata Deri.

Hal serupa juga dikeluhkan oleh Nimas yang datang bersama tiga kawannya.

Nimas sudah mengetahui bahwa tiket masuk TMII bisa dibeli secara daring dan nontunai.

"Tapi aku kira beli OTS (on the spot atau langsung) bisa cash," tutur dia.

Pada saat berkunjung, Nimas mengaku saldo e-wallet-nya kosong.

Ia pun terpaksa meminta tolong kepada salah satu teman untuk membayarkan tiketnya terlebih dulu.

"Jadinya enggak enak karena utang dulu. Setahu saya beli jajan di dalem enggak bisa cashless, jadi untung juga aku bawa cash," terang Nimas.

Sementara pengunjung lain bernama Fadil, ia mengatakan tidak memiliki masalah dengan sistem pembayaran tersebut.

Hanya saja, ia menyayangkan keputusan pihak TMII yang dirasa membatasi pilihan wisatawan.

"Kayaknya enggak semua orang bisa pake e-wallet deh. Ya kurang tepat aja ngilangin pilihan bayar tunai," tutur Fadil.

Senada dengan Deri, ia pun menyarankan agar TMII berlakukan pembayaran tunai di titik khusus.

"Kalau begitu kata saya sih bakal makin banyak wisatawan yang dateng ya, kan bayarnya bisa tunai yang enggak ribet," pungkas Fadil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/23/13134601/pengunjung-keluhkan-sistem-beli-tiket-masuk-tmii-harus-online-dan

Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke