Salin Artikel

Fakta Baru Kekejian Pembunuh Berantai Wowon dkk, Incar Korban Ke-10 untuk Buang Sial...

Fakta terbaru, tim penyidik Polda Metro Jaya menemukan informasi bahwa ada calon korban ke-10 yang akan dibunuh oleh Wowon dkk.

Calon korban itu adalah Ujang Zaenal, tetangga dari tersangka Solihin alias Duloh. Rencananya, Ujang akan dibunuh dengan cara diracun menggunakan kopi.

"Bahwa tersangka Solihin alias Duloh melakukan percobaan pembunuhan terhadap tetangga tersangka, Ujang Zaenal, bisa dibilang calon korban baru," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin (23/1/2023).

Trunoyudo mengatakan, rencana pembunuhan Ujang bertujuan untuk membuang sial atas pembunuhan yang terjadi di Bekasi.

Di sisi lain, penyidik menduga, Solihin dan Ujang memang bermusuhan. Namun, belum diketahui secara pasti permasalahan antara pelaku dan calon korban.

"Alasannya adalah untuk membuang sial pasca-kejadian pembunuhan Bekasi, dengan cara membunuh orang yang bermusuhan dengan sang eksekutor," kata Trunoyudo.

Meski Ujang sempat meminum kopi saset beracun yang diberikan tetangganya, tetapi Ujang selamat setelah dirawat di rumah sakit selama empat hari.

Urutan kematian sementara para korban Wowon dkk

Kepingan fakta soal urutan kematian sembilan korban pembunuhan juga telah diungkap oleh penyidik.

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban pertama aksi pembunuhan berantai itu adalah Halimah, istri keempat dari pelaku Wowon alias Aki.

Hasil penelusuran penyidik, Halimah dibunuh oleh tersangka Solihin pada 2016, tanpa sepengetahuan tersangka Wowon.

Kala itu, Duloh menyampaikan kepada Wowon bahwa Halimah meninggal karena sakit.

"Saat itu diduga sakit, akhirnya diserahkan kepada keluarga, kemudian dimakamkan di Bandung Barat. Dalam hal ini, proses penyelidikan belum berhenti, tidak menutup akan dilakukan ekshumasi untuk mengungkap penyebab kematian," ujar Trunoyudo.

Pembunuhan terjadi karena kedua TKW itu terjerat tipu daya oleh Wowon dkk yang mengaku bisa melipatgandakan uang dengan cara supranatural.

Eksekusi kedua korban dilakukan pada waktu berbeda, tetapi di tahun yang sama.

Trunoyudo menyebutkan bahwa Siti tewas dibunuh oleh mertua Wowon, yakni Noneng.

Berdasarkan keterangan Wowon, Noneng merupakan ibu dari istri pertamanya di Cianjur yang bernama Wiwin.

Kepada penyidik, Wowon mengaku bahwa Siti didorong dari atas kapal oleh Noneng dalam perjalanan menuju Mataram dari Surabaya. Aksi keji itu dilakukan oleh Noneng atas perintah dan tekanan dari Wowon.

"Jadi Siti ini menagih janji hasil penggandaan uang kepada tersangka. Kemudian, dibilang oleh Wowon bahwa ambilnya di Mataram," kata Trunoyudo

"Siti berangkat ke Mataram bersama Noneng, kemudian yang mendorong Siti adalah Noneng, itu atas perintah Wowon," sambung dia.

Sementara itu, polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban Farida yang jasadnya ditemukan di lubang galian dekat rumah Wowon.

Pembunuhan di Cianjur dan Bekasi

Belum puas dengan rentetan pembunuhan yang mereka lakukan, para pelaku kemudian membunuh sejumlah korban di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Wowon dan Solihin menghabisi nyawa Noneng dan Wiwin. Hal itu dilakukan untuk menutupi penipuan dan pembunuhan yang telah dilakukan para pelaku.

Trunoyudo menyebutkan, Noneng dan Wiwin dikubur dalam satu lubang galian yang sama di dekat rumah pelaku di Cianjur.

"Di Cianjur ada Noneng dan juga Wiwin yang merupakan mertua dan juga istri dari pelaku Wowon. (Kedua korban) dimasukkan ke dalam lubang yang sudah disiapkan di rumah," kata Trunoyudo.

Seorang balita bernama Bayu (2) juga turut menjadi korban kekejian Wowon dkk. Jasad Bayu dikubur di lubang lain yang tak jauh dari rumah pelaku di Cianjur.

Berdasarkan penelusuran, korban Bayu merupakan anak Wowon dari pernikahannya dengan Ai Maimunah.

Belakangan diketahui bahwa Ai Maimunah merupakan anak dari Halimah. Wowon menikahi Ai Maimunah secara siri setelah Halimah meninggal dunia.

"Ini kemudian berlanjut ke TKP (pembunuhan) di Bekasi, yakni korban Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17)," tutur Trunoyudo.

Ketiga korban di Bekasi tewas diracun oleh pelaku karena mengetahui aksi Wowon dkk yang telah menipu dan membunuh sejumlah orang di Cianjur.

Aparat telusuri uang Rp 1 miliar hasil kejahatan pelaku

Terkini, Polda Metro Jaya juga akan menelusuri temuan aliran dana Rp 1 miliar yang ada di rekening tersangka Dede Solehudin yang telah dikuasai oleh Wowon.

Penelusuran dilakukan guna mencari tahu sejak kapan Wowon dkk menipu para korbannya.

"Penyidik harus mendalami keluar masuk keuangan pada buku rekening untuk menentukan sejak kapan (pembunuhan) motif ekonomi itu dimulai," jelas Trunoyudo.

Bersamaan dengan itu, penyidik juga tengah mendalami cara pelaku menjaring para korban penipuannya.

Sebab, pelaku mengincar korban dari kalangan TKW di luar negeri untuk dikuasai harta kekayaannya.

"Terkait motif dan modus ini bagaimana pelaku meyakinkan kepada para korban, khususnya para TKW, ini masih terus intensif kami lakukan proses penyidikan," kata Trunoyudo.

"Yang jelas, iming-imingnya kan ada serangkaian kebohongan penipuan di situ, sehingga seseorang atau korban menyerahkan barang ataupun uang kepada pelaku," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/24/07154621/fakta-baru-kekejian-pembunuh-berantai-wowon-dkk-incar-korban-ke-10-untuk

Terkini Lainnya

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke