Salin Artikel

Terdampak Kebakaran di Penjaringan, 31 Orang Mengungsi di Wihara

Mereka menempati wihara itu sejak Senin (23/1/2023) malam, usai api melalap lima rumah yang berada di kawasan padat penduduk tersebut.

Ketua RW 001 Pejagalan, Wahyudi, mengatakan bahwa puluhan korban berasal dari 14 kepala keluarga yang rumahnya terbakar.

"Mungkin kami di sini paling lamanya satu minggu, paling cepatnya lima hari untuk mengungsi di sini," kata Wahyudi saat ditemui di Pejagalan, Selasa (24/1/2023).

Korban yang ingin menetap di wihara, lanjut Wahyudi, bisa mengungsi selama yang diinginkan.

Hanya saja, pihaknya perlu meminta izin perpanjangan penggunaan wihara sebagai tempat pengungsian.

"Kalau pengungsinya mau bertahan ya kami tetap bantu, tapi kalau para pengungsinya enggak mau berlama-lama, kami juga enggak bisa mencegah," sebut Wahyudi.

Adapun biasanya, area lantai dua wihara Yayasan Tepasalira digunakan untuk peribadatan yang digelar setiap Sabtu, Minggu, dan Selasa.

Sementara itu, lantai 1 wihara digunakan untuk kegiatan sosial. Area inilah yang dipakai warga untuk mengungsi usai kebakaran terjadi.

"Kebetulan di sini Yayasan Tepasalira memberikan bantuan untuk para korban yang terdampak kebakaran dan ini pun mereka bekerja sama dengan pengurus RW," ungkap Wahyudi.

Sementara ini, para korban kebakaran mendapatkan sejumlah bantuan, di antaranya makanan, kasur, kebutuhan mandi, dan pakaian.

Saat ditanya berkait bantuan renovasi rumah dari pemerintah, Wahyudi berujar, belum ada informasi mengenai hal tersebut.

"Untuk pembangunan kembali yang akan direnovasi untuk warga sementara ini belum ada. Bantuan untuk sementara bantuan seperti ini (sandang dan pangan)," ujar dia.

Adapun kebakaran berasal dari salah satu rumah milik warga bernama Yance (44) sekitar pukul 10.30 WIB. Kala itu api membesar di lantai dua, yang diduga karena korsleting.

"Kami lagi duduk di ruang tamu, api ada di lantai atas jadi kami enggak tahu (kebakaran)," ujar Yance.

"Enggak lama, istri saya naik ke lantai dua karena ada suara, enggak tahunya api sudah besar," sambung dia.

Menurut Yance, api merambat ke rumah tetangga yang berada di sebelah kanan rumahnya hingga melalap tiga rumah lain. Yance menduga, terjadi korsleting pada kipas yang berada di kamar lantai dua.

"Kalau satu orang enggak naik ke lantai atas, mungkin kami semua jadi korban karena lagi duduk di sini nonton TV," ucap Yance.

Yance pun sempat mencoba memadamkan api. Namun, usahanya sia-sia lantaran api justru makin membesar.

Salah seorang warga kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran. Petugas pun datang dan mulai memadamkan api pukul 11.00 WIB.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Utara, Sugiman, mengungkapkan, sebanyak 17 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.

Dari 17 unit, 14 unit didatangkan dari Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, sedangkan tiga lainnya dari Sudin Gulkarmat Jakarta Barat. Ada 85 petugas yang diterjunkan ke lokasi kebakaran.

”Api dapat dipadamkan setelah satu jam pemadaman,” kata Sugiman.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/25/07213531/terdampak-kebakaran-di-penjaringan-31-orang-mengungsi-di-wihara

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke