Salin Artikel

TKW Korban Penipuan Wowon dkk Bermunculan, Ada yang Tertipu Rp 200 Juta hingga Nyaris Kehilangan Nyawa

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyamaran Wowon Erawan alias Aki (60) sebagai figur fiktif bernama "Aki Banyu" telah menjerat belasan tenaga kerja wanita (TKW) agar mau menyerahkan hartanya.

Dalam penyamarannya, Wowon dianggap sakral oleh para TKW yang jadi korban. Bahkan dua tersangka lainnya, yaitu Solihin alias Duloh (63), dan M Dede Solehudin (35), juga tertipu atas sosok ini.

Peran ini dilakoni Wowon untuk memuluskan tipu muslihatnya, sekaligus memerintahkan komplotannya secara diam-diam dari balik layar.

Temuan ini melengkapi fakta sebelumnya bahwa ketiga pelaku menipu para TKW di luar negeri, dengan modus memiliki kemampuan supranatural.

Baik Wowon, Duloh, maupun Dede berpura-pura bisa melipatgandakan uang, sehingga para korban dijanjikan menjadi kaya raya ketika kembali ke Indonesia.

Sejauh ini, polisi menemukan ada 11 TKW yang menjadi korban penipuan Wowon dkk. Hal itu diketahui setelah penyidik mendalami keterangan para tersangka dan saksi-saksi.

Rela setorkan uang hingga ratusan juta rupiah

Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menyebut bahwa para TKW yang mejadi korban penipuan trio pembunuh berantai Wowon dkk sudah setorkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah.

"Pemeriksaan terhadap dua saksi, Hana dan Aslem. TKW yang sudah pulang ke Indonesia," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (26/1/2023).

Menurut Trunoyudo, Aslem yang sudah menjadi TKW di luar negeri selama enam tahun mengaku rutin mengirimkan uang kepada Wowon untuk dilipatgandakan. Totalnya mencapai Rp 288 juta.

Sementara untuk korban Hana, kata Trunoyudo, rutin menyetorkan uangnya kepada pelaku selama dua tahun terakhir. Adapun total uang yang sudah diserahkan kepada pelaku mencapai Rp 75 juta.

Aslem dan Hana pun tak menyangka jika Wowon ternyata melakukan aksi pembunuhan berantai bersama dua rekannya, yakni Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin.

Lolos dari maut

Meski telah kehilangan banyak uang, nasib mujur masih menyertai Hana, salah satu korban penipuan komplotan Wowon dkk. Hana diketahui hendak dieksekusi karena ia menagih janji penggandaan uang.

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro AKBP Indrawienny Panjiyoga berujar, Hana merupakan seorang TKW yang melaporkan penipuan Wowon dkk.

"Sepulangnya yang bersangkutan bekerja dari Arab Saudi sempat menuntut mengenai hasil dari penggandaan uang ke rumah Dede di Cianjur," kata Indrawienny, dilansir dari Antara, Kamis (26/1/2023).

Menurut Indrawienny, korban menerima pesan singkat (sms) dari Dede agar datang ke rumah Duloh pada 28-29 Desember 2022 untuk mengambil hasil penggandaan uang.

"Namun pada tanggal tersebut turun hujan deras, sehingga H tidak jadi ke lokasi. H baru ke Cianjur pada 8 Januari 2023," kata Indrawienny.

Menurut keterangan Hana, Indrawienny mengatakan, sesampainya di rumah Dede, dia tidak bertemu dengan yang bersangkutan. Dede disebut sudah seminggu tidak pulang ke rumahnya.

"Diketahui dari keterangan Dede, kedatangan H tanggal 28-29 Desember 2022 untuk seharusnya dieksekusi oleh Duloh," kata Indrawienny.

Ancaman tertimpa musibah

Pembunuh berantai Wowon dkk kerap mengancam setiap korban penipuannya yang curiga dan menanyakan keberadaan uang setorannya.

"Keterangan Hana jelas menyampaikan bahwa dia mengetahui kecurigaan ini. Terutama ketika mengetahui rekannya atas nama Siti mendapat musibah dan meninggal," Trunoyudo.

Kepada penyidik, kata Trunoyudo, Hana sempat menanyakan kepada Wowon Erawan alias Aki soal keberadaan uang yang disetorkannya untuk dilipatgandakan.

Namun, Hana justru diancam Wowon dan diminta tidak banyak bertanya jika tidak ingin mendapatkan musibah. Hal ini membuat Hana tak melapor ke polisi, meski curiga terhadap tipuan Wowon.

"Hana menanyakan kepada Wowon cs, tapi yang didapat adalah ancaman untuk tidak berbicara, jangan banyak berbicara, atau kemudian nanti akan celaka. Ini tentu catatan teknis penyidik," kata Trunoyudo.

Modus mirip MLM

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menjelaskan, penipuan yang dilakukan Wowon dkk menyerupai model bisnis multilevel marketing (MLM).

Para korban yang teperdaya kemudian akan diminta menyetorkan sejumlah uang untuk nantinya dilipatgandakan. Selain itu, korban juga mengajak orang lain untuk ikut menjadi peserta.

"Sistemnya ini adalah seperti MLM. Ini yang sedang kami telusuri betul. Maksudnya seperti ini, mereka ada downline-downline (bawahan yang direkrut)," ujar Hengki, Rabu (25/1/2023).

"Jadi dari Siti, misalnya. (Dia) ini mengajak temannya lagi supaya ikut mengirimkan (uang), supaya bisa digandakan juga dan sebagainya. Jadi seperti MLM," sambungnya.

Komplotan Wowon dkk terungkap

Pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.

Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu, yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Sementara itu, satu korban berinisial NR (5) yang sempat kritis adalah anak kandung Wowon dan Ai Maimunah. NR selamat karena hanya menyesap sedikit kopi.

Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan penipuan dan pembunuhan.

Pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan.

Dua dari sembilan korban merupakan para TKW yang telah dibunuh oleh komplotan tersebut karena menuntut hasil penggandaan uang.

Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

(Penulis : Tria Sutrisna | Editor : Irfan Maullana, Nursita Sari, Jessi Carina)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/27/06200031/tkw-korban-penipuan-wowon-dkk-bermunculan-ada-yang-tertipu-rp-200-juta

Terkini Lainnya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan terhadap 291 Perusahaan soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke