JAKARTA, KOMPAS.com - Mimpi-mimpi mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Hasya Athallah Saputra (18), harus pupus usai kecelakaan yang menewaskan nyawanya pada 6 Oktober 2022.
Ibu Hasya, Dwi Syaviera (50), bercerita anak sulungnya itu aktif sebagai atlet taekwondo sejak dini. Hasya dan adiknya sudah berlatih seni bela diri itu sejak usia anak bersama ayahnya sendiri.
Menurut Ira, Hasya dan adiknya itu melahirkan berbagi prestasi. Bahkan, Hasya juga telah memenangi kejuaran tingkat nasional juga sudah dimenangkan Hasya.
"Prestasi tertinggi almarhum menurut kami sudah main di PON (Pekan Olahraga Nasional). Berarti tinggal main di Sea Games atau di Olimpiade,"ucap Ira, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (31/1/2023).
Prestasinya itu turut membuat Hasya tak kesulitan untuk lolos tes masuk seleksi sekolah. Atlet muda itu tak pernah menggunakan nilai, dia selalu masuk melalui jalur prestasi.
Cita-cita bermain di level tertinggi kejuaraan taekwondo sekarang bukan sekedar mimpi, sang ibu meyakini putranya telah memenangkan semua pertandingan.
"Alhamdulilah almarhum sudah memenangkan seluruh pertandingannya," ucap Ira.
Dijadwalkan ikut Taekwondo Kapolri Cup
Prestasi Hasya tak hanya berhenti di sekolah menengah atas (SMA). Hasya juga aktif dalam kegiatan taekwondo dan dijadwalkan mewakili UI di ajang Kapolri Cup.
"Seminggu setelah almarhum meninggal harusnya mewakili UI dalam kejuaraan Kapolri Cup, tapi almarhum keburu meninggal," ucap Ira.
Sosok Hasya, lanjut Ira, merupakan anak yang baik dan berprestasi. Dia didik sejak dini oleh ayahnya yang merupakan pelatih atlet taekwondo.
"Kami mendidik anak kami taekwondo baru saja 10 tahun, kami didik sendiri. Kalau mau tahu siapa pelatihnya, ya, ayahnya sendiri," kata Ira.
Selain di Kapolri Cup, Hasya juga telah memiliki beberapa jadwal kejuaraan di Banyuasin serta Pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) di Palembang.
"Tapi ternyata harus berpulang terlebih dahulu sebelum menyelesaikan semua pertandingan ini," ungkap Ira.
Dikenal periang
Mendiang Hasya dikenal sebagai sosok yang periang dan rajin ikut dalam kejuaraan olahraga taekwondo oleh guru dan teman-temannya di sekolahnya dulu.
Hal itu diungkapkan oleh wali kelas Hasya ketika ia masih duduk di kelas 10 SMA Negeri 9 Kota Bekasi, yaitu Asih Pujiati. Menurut Asih, sosok Hasya kerap membawa suasana cair di dalam kelas.
"Jadi memang dikenal baik. Saya waktu itu kaget karena ketika pemilihan pengurus kelas, teman-temannya berseru 'Hasya, Hasya', sampai kayak begitu," ucap Asih.
Semasa sekolah, kata Asih, Hasya pun kerap mendapat dispensasi karena kegiatan taekwondonya. Menurut Asih, orangtuanya juga punya peserta didik taekwondo.
Senada dengan Asih, Wali Kelas Hasya saat duduk di kelas 11 yakni Henny Helianny juga menyebut bahwa Hasya memang aktif dalam seni bela diri tersebut.
Baik Hasya atau orangtuanya selalu memberi kabar ketika tak bisa hadir di sekolah karena harus mengikuti kejuaraan. Sendainya ada surat pemanggilan atlet, kata Henny, ibunya selalu aktif memberi informasi.
"Jadi, memang anaknya bagus dalam segi ini (olahraga taekwondo). Kelebihannya memang itu dan sekolah juga selalu memberi izin," ungkap Henny.
Karena bakatnya tersebut, Hasya pun bisa membuat bangga sekolahnya. Terbukti, Hasya adalah satu dari tiga murid dari SMA Negeri 9 yang berhasil tembus ke Universitas Indonesia.
Keluarga sejauh ini telah mengikhlaskan kepergian Hasya, hanya saja keadilan harus terus diperjuangkan.
Seperti diketahui, Hasya tewas usai tertabrak mobil yang dikendarai pensiunan anggota Polri, pada 6 Oktober 2022. Namun, belakangan polisi justru menetapkan almarhum Hasya sebagai tersangka kecelakaan itu.
Perkara ini menuai polemik publik karena korban tewas malah menjadi tersangka.
Sejauh ini, polisi menyatakan Hasya tewas karena kelalaiannya sendiri, bukan akibat kelalaian pensiunan anggota Polri yang menabraknya. Karena itulah Hasya ditetapkan sebagai tersangka meski meninggal dunia.
Polisi langsung menyetop penyidikan kasus kecelakaan usai menetapkan Hasya sebagai tersangka dengan mengirimkan surat perintah penghentian penyelidikan (SP3) pada 17 Januari 2023 lantaran korban dinyatakan tewas.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sedihnya Ibu Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak, Hasya Seharusnya Ikut Turnamen Taekwondo Kapolri Cup.
(Penulis : Joy Andre (Kompas.com), Yusuf Bachtiar (TribunJakarta) | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita (Kompas.com), Satrio Sarwo Trengginas (TribunJakarta), Ferdinand Waskita Suryacahya (TribunJakarta))
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/01/07230461/pupusnya-mimpi-mimpi-taekwondo-hasya-mahasiswa-ui-yang-tewas-usai