JAKARTA, KOMPAS.com - Wowon Erawan alias Aki Banyu menyebut bahwa para korban pembunuhan berantai di Bekasi tak dikubur karena Solihin alias Duloh selaku eksekutor, panik.
Menurut Wowon, Solihin yang diberikan perintah menghabisi nyawa Ai Maimunah dan anak-anaknya di Bekasi, panik ketika para korban merintih dan berteriak usai diracun.
"Ya pak Solihinnya sudah ketakutan, jadi grogi. Kan sudah diracun pada teriak-teriak, jadi grogi," ujar Wowon di Mapolda Metro Jaya, dikutip Jumat (3/2/2023).
Setelah itu, kata Wowon, Solihin pun langsung kabur dari lokasi kejadian, dan meninggalkan para korban dalam kondisi meregang nyawa.
Rencana Solihin untuk mengubur para korban di lubang belakang rumah kontrakan yang telah disiapkan pun tak terlaksana.
"Kabur dia, lari ke kontrakan dia di Bekasi. Besoknya langsung dia balik ke Cianjur. Aku ga ada disana, sama dede doang," kata Wowon.
"Baru di Cianjur dikasih tau sama pak Solihin. Tapi banyak berguraunya. Bilangnya pasti mati," sambung dia.
Terungkapnya pembunuhan berantai Wowon dkk
Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon Erawan alias Aki Banyu (60), Muhammad Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.
Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi.
Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu, yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).
Mirisnya, Ai Maimunah merupakan istri Wowon sendiri, sedangkan dua korban tewas lain adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya.
Sementara itu, satu korban berinisial NR (5) yang sempat kritis adalah anak kandung Wowon dan Ai Maimunah.
NR selamat karena hanya menyesap sedikit kopi beracun.
Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan penipuan dan pembunuhan.
Pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan, serta menggandakan uang.
Para korban yang telah menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku, kemudian menagih janji kesuksesan dan kekayaan tersebut.
Saat itulah para korban dihabisi.
Dari penelusuran penyidik, terdapat lima korban yang tewas dibunuh di Cianjur, yakni Halimah, Noneng, Wiwin, Bayu (2), dan Farida.
Kemudian, terdapat satu korban lain bernama Siti yang dikubur di Garut, Jawa Barat.
Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/03/14381991/alasan-wowon-dkk-tak-kubur-korban-pembunuhan-di-bekasi-grogi-dengar