Salin Artikel

Deretan Pengakuan Duloh Sang Eksekutor Pembunuhan Berantai: Diiming-imingi Uang untuk Membunuh hingga Mengajak Beberapa Korban Bersetubuh

Pengakuan itu disampaikan Duloh ketika ditemui oleh awak media di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/2/2023).

Dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukannya bersama Wowon Erawan alias Aki Banyu (60) dan M Dede Solehudin (35), Duloh bertindak sebagai eksekutor yang menghabisi nyawa para korban.

Berikut ini adalah sederet pengakuan Duloh atas aksi kejinya dalam membunuh para korban.

Membunuh karena diiming-imingi uang

Kepada wartawan, Duloh mengaku tega membunuh para korbannya karena dijanjikan sejumlah uang.

"Saya diiming-imingi pakai uang," kata Duloh.

Iming-iming uang itu diakui Duloh datang dari Aki Banyu, sosok yang dianggapnya sakral.

Padahal, Aki Banyu adalah figur fiktif yang dimainkan Wowon untuk meyakinkan para korban penipuan, akan tetapi Duloh tak mengetahuinya.

"Katanya saya akan dapat Rp 500 juta nanti kalau sudah selesai (melakukan pembunuhan) semuanya," kata Duloh.

Terkait aksi pembunuhannya, Duloh mengaku telah membunuh tujuh dari total sembilan orang yang menjadi korban.

Ketujuh korban yang dibunuh Duloh dengan tangannya sendiri adalah Noneng Suryati, Wiwin Winarti, Parida, Bayu, Ai Maimunah, Ridwan, dan Riswandi.

Dua korban yang tidak diakui telah dibunuh oleh Duloh adalah Halimah dan Siti.

"Nah tujuh orang itu bapak rasakan, merasakan tangan bapak sendiri (membunuh), " tutur Duloh.

Ajak beberapa korban berhubungan badan

Salah satu korban pembunuhan, yakni Noneng Suryati sempat diajak Duloh untuk berhubungan badan sebelum dibunuh.

Hal tersebut dilakukan Duloh lantaran Noneng menagih janji kepadanya terkait aksi penggandaan uang yang sebenarnya hanya akal-akalan Aki Banyu alias Wowon.

"Noneng Suryati sama saya nagih janji katanya Rp 25 juta, saya bilang uang dari mana, iya si Wowon. 'Yaudah kalau mau dibayar harus mau bersetubuh dulu' (kata Duloh ke Noneng)," ujar Duloh.

Permintaan Solihin untuk berhubungan badan akhirnya disanggupi oleh Noneng.

Namun, sesudah itu Solihin langsung menghabisi nyawa Noneng dengan cara dicekik.

Selain Noneng, Duloh juga sempat mengajak mertua Wowon, yakni Halimah untuk berhubungan badan. Ajakan berhubungan badan itu pun juga atas perintah Aki Banyu agar mendapatkan kekayaan.

Akan tetapi, Halimah tidak menyanggupi perintah Aki Banyu karena sedang sakit rahim. Halimah pun memilih pergi bersama Duloh ke Lampung untuk mendapatkan kekayaan yang dijanjikan.

Namun, beberapa minggu usai pulang dari Lampung, Halimah justru meninggal dunia karena sakit rahim yang dideritanya.

Meracuni tetangganya di Cianjur karena dendam

Duloh mengaku sempat mengincar Ujang Zaenal Mustofa (54) sebagai target pembunuhan.

Ujang merupakan tetangga Duloh yang mana rumah keduanya berada tak jauh satu sama lain. Ia merupakan warga Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.

Berdasarkan pengakuan Duloh, motif rencana pembunuhan terhadap Ujang karena dendam. Menurut Duloh, Ujang dibunuh karena dianggap sebagai musuh.

"Alasannya (bermusuhan), dia menitip beli pasir di rumah saya di depan. Sampai dua bulan, tiga bulan, ke empat bulan ngebangun (rumah) beres, kan ada sisanya," tutur Duloh.

"Nah saya bilang suruh beresin sama si Ujang itu. Dia nggak ngomong-ngomong, sama istri saya apalagi sama saya," lanjut Duloh.

Sejak kejadian itu, Duloh mengatakan keduanya tak bertegur sapa. Melihat situasi itu, kata Duloh, Wowon yang menyamar sebagai Aki Banyu menanyakan Ujang yang dianggap musuh itu.

"Bilang si Aki Banyu itu, 'kamu kan punya musuh katanya?' Iya, punya, Ki. Di dekat rumah saya yang punya warung," tutur Duloh saat menceritakan keresahannya pada Aki Banyu alias Wowon.

Pada saat itu, Ujang meminum kopi saset yang sengaja ditaruh oleh Duloh. Setelah menyesap kopi itu, Ujang pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa.

Untungnya, Ujang masih bisa selamat setelah ia sempat meminum kopi saset beracun itu.

Bunuh dan cekik anak kandung Wowon yang masih balita

Duloh menerangkan kronologi pembunuhan yang dilakukannya kepada Bayu (2), anak kandung Wowon.

Bayu adalah anak dari hasil pernikahan Wowon dengan Ai Maimunah (40), istri keenam Wowon yang juga menjadi salah satu korban pembunuhan berantai di Bekasi, Jawa Barat.

Duloh mengaku tega menghabisi nyawa Bayu karena ia diperintah oleh ayah kandung korban sendiri.

"Kan suruhan (Wowon) juga itu (membunuh Bayu)," ungkap Duloh.

Atas perintah Wowon tersebut, Duloh langsung membunuh Bayu tanpa merasa kasihan dengan cara mencekiknya.

"Ya langsung aja dicekik juga karena anak kecil mah enggak ada tenaganya.Cuma dicekik doang ama mulutnya dibekap supaya enggak teriak," tutur Duloh.

Mengaku siap jika dihukum mati

Atas segala aksi kejahatan yang dilakukannya, Duloh bersedia menerima hukuman apa pun, termasuk hukuman mati.

"Siap (kalau dihukum mati), apa aja (hukumannya) yang itu dilaksanakan saya terima," ungkap Duloh.

Duloh pun menjelaskan alasan mengapa ia siap jika harus dihukum mati atas perbuatannya.

Menurut Duloh, hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban yang harus ia lakukan.

"Karena (saya) sudah menerima, membunuh orang-orang banyak itu. Saya siap selalu (kalau dihukum mati)," jelas Duloh.

(Penulis: Tria Sutrisna | Editor: Larissa Huda, Fabian Januarius Kuwardo, Ihsanuddin)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/04/13104381/deretan-pengakuan-duloh-sang-eksekutor-pembunuhan-berantai-diiming-imingi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke