Salin Artikel

Saat Jumlah Masyarakat Miskin Ekstrem di Jakarta Meningkat...

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah masyarakat miskin ekstrem di Jakarta dilaporkan semakin bertambah.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, sebesar 0,89 persen dari total 10,7 juta warga Jakarta tergolong kelompok miskin ekstrem.

Sementara itu pada Maret 2021 lalu, persentase warga miskin ekstrem ada di angka 0,6 persen. Artinya, ada kenaikan persentase sebanyak 0,29 persen, sebagaimana dilansir Kompas.id.

Adapun karakteristik rumah tangga penduduk dengan kemiskinan ekstrem adalah kepala keluarga berusia 45,5 tahun, rata-rata lulusan SMA, memiliki tanggungan anggota keluarga balita dan lansia, serta kondisi rumah yang sempit dan tidak layak.

Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana mengatakan, yang juga dijadikan indikator adalah kemampuan penduduk tersebut dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Rata-rata pengeluaran masyarakat miskin ekstrem per kapita kurang dari Rp 11.633 per hari atau Rp 348.990 per bulan.

BPS DKI mendapat arahan dari Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk menelusuri puluhan ribu warga miskin ekstrem di Ibu Kota tersebut.

“Tadi arahan dari Pj Gubernur bahwa akan menelusuri siapa, di mananya (warga miskin ekstrem). BPS akan melakukan verifikasi data," ujar dia.

"Kemudian dilakukan semacam intervensi terbaik apa yang harus dilakukan agar kemisikinan ekstrem di DKI Jakarta bisa tertuntaskan," lanjut Suryana.

Penduduk miskin ekstrem paling banyak tinggal di wilayah Jakarta Utara dan paling sedikit tinggal di Jakarta Barat. Menurut Suryana, angka kemiskinan ekstrem berpotensi terus naik serta sulit diturunkan.

Strategi pemerintah

Sementara itu, Heru Budi mengungkapkan, pemerintah provinsi (pemprov) sedang mengupayakan program intervensi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem di Ibu Kota.

”Saya minta agar seluruh jajaran turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data by name by address yang akurat sehingga dapat ditemukan akar masalahnya dan segera dilakukan intervensi yang tepat sasaran,” tutur Heru.

Selanjutnya, Pemprov DKI akan memberikan bantuan sosial berupa Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, Bantuan Pendidikan Masuk Sekolah, Kartu Anak Jakarta, Kartu Peduli Anak dan Remaja Jakarta, Kartu Lansia Jakarta, Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta.

Ada pula Jaminan Sosial Kesehatan, Subsidi Pangan, Subsidi Air Bersih, Subsidi Tangki Septik, Subsidi Rusunawa, dan Subsidi Transportasi.

Pemprov DKI juga akan berupaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat miskin ekstrem tersebut dengan memberikan pelatihan keterampilan kerja, bursa kerja, dan kewirausahaan terpadu.

Heru menargetkan 0 persen masyarakat miskin pada 2024 di Jakarta.

(Kompas.id: Rivaldo Arnold Belekubun, Kompas.com: Muhammad Naufal)

Artikel ini telah tayang sebagian di Kompas.id dengan judul “Kemiskinan Ekstrem di Jakarta Naik, Penanganan Mesti Efektif dan Tepat Sasaran”. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/06/05000011/saat-jumlah-masyarakat-miskin-ekstrem-di-jakarta-meningkat-

Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke