Namun, karena tidak adanya zebra cross di sana, banyak warga yang harus berhadapan dengan truk bermuatan besar saat menyeberang.
Di dekat Halte Transjakarta Enggano, misalnya, tak ada zebra cross yang tersedia bagi penumpang untuk menyeberang.
Hal ini membuat Iin Farlina (30) khawatir untuk melintas ke sisi jalan, setelah turun dari transjakarta di Halte Enggano.
"Kadang kalau lagi macet parah, terus kendaraannya gede-gede banget, ya khawatir," kata Iin saat ditemui Kompas.com, Rabu (22/2/2023).
Iin mengaku tak memiliki pilihan selain menyeberang jalan dari halte yang posisinya berada di antara dua jalur Jalan Enggano Raya.
Selain tak ada zebra cross, jembatan penyeberangan orang dan pelican crossing pun tidak tersedia di ruas jalan ini.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para pejalan kaki yang hendak menyeberang hanya melambaikan tangan agar pengemudi bisa melambatkan laju kendaraan atau berhenti.
Dengan demikian, mereka bisa menyeberang.
Para pejalan kaki juga harus bersabar dan berhati-hati agar bisa menyeberang di ruas jalan tersebut. Sebab, tak jarang kendaraan yang melintas melaju dengan kecepatan tinggi.
"Harusnya ada zebra cross, terus ada lampu hijau (pelican crossing) yang buat pengguna jalan supaya lebih aman, apalagi bawa anak kecil. Saya khawatirnya karena bawa anak," sebut Iin.
Dia juga berharap pemerintah lebih memperhatikan trotoar untuk pedestrian. Sebab, sepeda motor kerap kali menyerobot jalur yang seharusnya hanya dilewati pejalan kaki.
"Soalnya kan kadang motor naik ke trotoar, jadi agak khawatir," ucap Iin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/22/21520891/jalan-enggano-jakut-yang-tidak-ramah-bagi-pejalan-kaki-zebra-cross-pun