Salin Artikel

Pengendara Motor di Kalimalang Nekat Lawan Arus, Terobos Polisi, hingga Masuk Perkampungan demi Hindari Macet

Panca (50), pemilik bengkel motor di Jalan Laksamana Malahayati mengungkapkan bahwa jalur itu sebenarnya dijaga oleh petugas kepolisian.

Mereka berjaga di beberapa titik sepanjang Jalan Laksamana Malahayati, dekat SPBU dan Masjid Jami Assyakirin.

Namun, petugas kepolisian pun diterobos oleh para pengendara sepeda motor yang nekat melawan arus.

"Warga sih enggak ada langkah buat ngalangin yang lawan arus, orang dulu pas masih ada polisi juga diterobos. Mau halau juga susah dari warga karena mereka ramai-ramai," ucapnya di lokasi, Senin.

Panca menambahkan, adanya petugas kepolisian sempat membantu mengurangi jumlah pemogor yang melawan arus.

Kendati demikian, hal ini membuat mereka memutar otak mencari jalur lain.

"Kalau ada polisi dulu juga orang-orang suka lewat jalur kampung, nanti nembusnya di dekat SPBU. Ada juga yang dekat (Jembatan Serong) ke jalur arah perempatan ke Cawang," terang dia.

Membahayakan dan mengkhawatirkan

Warga setempat merasa khawatir akan banyaknya pengendara motor yang melawan arus di Jalan Laksamana Malahayati.

"Ada rasa khawatir sih dengan pemotor lawan arus karena pengendara motor susah diatur. Sudah ngelawan arah, kencang (lajunya)," kata Panca.

Ia menuturkan, biasanya pengendara motor mulai melawan arus dari depan Mall Cipinang Indah untuk menghindari macet di Jalan Inspeksi Saluran.

Ada yang mulai melipir dari depan mal untuk melaju di sepanjang Jalan Laksamana Malahayati alih-alih berpindah jalur melintasi jembatan ke Jalan Inspeksi Saluran.

Ada pula yang berputar di jembatan tersebut dan langsung melawan arus, atau menyeberang dari jembatan kecil yang jaraknya tidak jauh dari jembatan untuk pindah jalur.

Panca menuturkan, para pengendara motor yang melawan arus membahayakan warga setempat yang sedang beraktivitas.

"Rentan buat warga setempat karena mereka melawan arusnya ramai-ramai dan kencang. Bahaya buat warga yang mau ke jalanan dari tepian," jelas dia.

Hal serupa juga dituturkan oleh warga bernama Arif (40).

Pengendara motor melawan arus untuk menghindari macet sudah menjadi makanan sehari-hari.

Meski sudah terbiasa dengan peristiwa itu, Arif tetap merasa harus waspada lantaran pengendara motor yang melawan arus membahayakan warga setempat.

Mereka pun membuat orang-orang di sana cukup sulit beraktivitas.

"Kayak gini (melawan arus) berbahaya. Barusan juga ada mobil yang mau keluar (dari area pertokoan) jadi susah. Ini terjadi hampir setiap hari," terang dia di lokasi, Senin.

Lawan arus untuk hindari macet

Panca mengungkapkan bahwa situasi pengendara motor melawan arus terjadi setiap hari saat jam berangkat kerja.

Setiap Senin hingga Jumat, mulai pukul 06.30 WIB, biasanya kendaraan di Jalan Inspeksi Saluran mulai terpantau padat.

"Sebenernya enggak ada waktu pasti macetnya kapan, pokoknya setiap pagi kalau jalan utama macet, ya mulai pada lawan arus," ucap dia di lokasi.

"Tapi biasanya mulai jam-jam segitu (sekitar 06.30 WIB). Biasanya mulai berkurang yang lawan arusnya jam 09.00-an WIB," imbuh Panca.

Namun, itu pun tidak pasti. Sebab, terkadang ada masanya ketika sudah pukul 09.00 WIB, masih ada pengendara motor yang melawan arus.

"Tergantung juga. Kalau jam segitu masih tersendat di sana (Jalan Inspeksi Saluran), ya masih ada yang lawan arah. Tapi kayak gini jarang," kata Panca.

Hal serupa juga dituturkan Arif. Menurut dia, banyak yang melawan arus lantaran Jalan Inspeksi Saluran macet pada jam-jam berangkat kerja.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Senin, pengendara tampak sudah melawan arus sekitar pukul 07.20 WIB.

Mereka tampak melawan arus secara beramai-ramai, sehingga membuat Jalan Laksamana Malahayati tampak seperti jalur utama dari Bekasi menuju Cawang.

Beberapa pengendara tampak melaju dengan cepat laiknya berada di jalur yang seharusnya.

Hingga pukul 08.30-an WIB, jumlah pengendara motor yang melawan arus mulai menurun.

Masih ada yang melawan arus, tetapi tidak seramai ketika pukul 07.20 WIB. Sekitar pukul 09.30 WIB, sesekali ada tiga hingga empat motor yang terpantau masih melawan arus, meski Jalan Inspeksi Saluran sudah tidak macet.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/13/12050421/pengendara-motor-di-kalimalang-nekat-lawan-arus-terobos-polisi-hingga

Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke