Salin Artikel

Kecewanya Para Pencari Kerja di "Job Fair" Kota Bekasi 2023...

BEKASI, KOMPAS.com - Ribuan orang pencari kerja memadati Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Kamis (16/3/2023) kemarin.

Dibuka sejak pukul 08.00 WIB-16.00 WIB, ribuan orang datang untuk mencari lowongan kerja dalam acara job fair Kota Bekasi 2023.

Pihak Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bekasi mengeklaim bahwa kegiatan job fair yang juga merupakan rangkaian HUT Kota Bekasi ke-26 itu bisa menyerap ribuan tenaga kerja.

Sebab, ada 34 perusahaan yang terdaftar dan bersedia untuk menampung para pencari kerja tersebut.

Bahkan dari puluhan perusahaan tersebut, ada 3.649 lowongan dari total 151 formasi jabatan yang tersedia.

Antrean mengular

Hal yang diprediksi bisa berjalan lancar itu, justru berbeda ketika terlaksana.

Ribuan orang pencari kerja yang datang secara masif justru membuat antrean manusia yang sangat panjang.

Antrean itu terbentuk dari pintu masuk acara atau tepatnya di gerbang 17 Stadion Patriot Candrabhaga hingga ke gerbang 21.

Mereka disuruh mengantre untuk naik ke lantai 2. Di sana, para pencari kerja bisa bebas memilih dan melamar pekerjaan di puluhan stan perusahaan yang telah tersedia.

Diperkirakan, antrean ribuan orang itu terjadi hingga sepanjang lebih dari 50 meter. Antrean yang panjang itu yang kemudian dikeluhkan oleh para pencari kerja.

"Antrenya itu, lho. Kalau menurut aku, di sini kurang memadai. Di sini (di bawah) masih panjang. Di sana (di lantai 2 stadion), masih panjang lagi dan lebih lama lagi," kata salah seorang pencari kerja, Naini (26), di lokasi, Kamis.

Naini merasa dirinya lebih banyak membuang waktu saat mengantre dibanding proses melamar kerja.

"Jadi lebih lama antrenya daripada apply-nya. Kalau apply tinggal scan QR yang ada di stan-stan, terus keluar," keluh Naini.

Panjangnya antrean itu juga dikeluhkan oleh Nur Mariza (25).

Selain mengeluhkan antrean, warga Kota Bekasi itu juga mengeluhkan soal minimnya informasi acara job fair yang ada.

"Antrenya parah banget. Sistem proses lamarnya juga enggak dikasih tahu seperti apa, pas di sini ngapain saja. Kenapa harus nunggu dulu, kan sama sistemnya (waktu daftarnya) juga enggak dikasih tahu," tutur Nur Mariza.

Minim informasi

Selain antrean, Naini juga mengeluhkan soal minimnya informasi yang tersedia dalam acara job fair tersebut.

Naini bahkan tidak familiar dengan perusahaan-perusahaan yang membuka stan lowongan kerja dalam gelaran job fair tersebut.

"Perusahaannya lebih banyak yang saya enggak tahu sih. Jadi, untuk perusahaan besar, kurang banyak," ujar Naini.

Sependapat dengan Naini, seorang pencari kerja bernama Septa (23) mengatakan bahwa job fair kali ini tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Saya sangka bakal sesuai eskpektasi, perusahaan-perusahaan bonafide, lah. Ternyata perusahaan-perusahaan yang punya penilaian buruk di google, juga ada," ungkap Septa.

Lembar kertas lamaran tidak terpakai

Persoalan minimnya informasi berkait job fair berimbas ke hal lain.

Attabiq Rustam Adhi (23) atau Adhi, seorang pelamar, mengeluhkan soal lembar identitas dan surat lamaran fisiknya yang tidak terpakai.

Padahal, pria lulusan Strata-1 (S1) itu sudah mengeluarkan uang puluhan ribu rupiah untuk bisa melamar pekerjaan yang ia impikan.

Setidaknya, ada 10 rangkap lembar kartu identitas yang sudah ia cetak sebagai modal kelengkapan berkas melamar kerja.

"Sudah habis sekitar Rp 35.000. Saya pengin jadi tenaga IT," kata dia.

Akibatnya, lembar identitas yang telah ia cetak menjadi sia-sia. Sebab, hampir semua stan perusahaan menyediakan kode QR untuk memudahkan pelamar yang datang.

"Saya kagetnya, ini ternyata pakai form (kode QR) semua daftarnya. Jadi, lamaran fisik saya enggak terpakai," tutur dia.

"Di banner-nya itu enggak dikasih tahu (formasi apa saja yang tersedia). Satu hari sebelum acara baru dikasih tahu. Kalau di banner memang enggak ada," lanjut Adhi.

Diharapkan menekan pengangguran

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Bekasi Ika Indayarti berharap job fair kali ini bisa menekan angka pengangguran di Kota Bekasi yang hingga kini masih di angka 8,81 persen.

Terlebih, ada ribuan lowongan dari pekerjaan dan ratusan formasi jabatan yang tersedia.

"Diketahui secara bersama, angka pengangguran di Kota Bekasi tahun 2021 itu ada di 10,88 persen, sementara tahun 2022, sudah turun menjadi turun 8,81 persen," kata Ika.

"Meski ada penurunan, saya rasa angka tersebut masih tinggi karena saya rasa ada angka pengangguran yang tidak tercatat di Kota Bekasi," tambah Ika.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/17/10152751/kecewanya-para-pencari-kerja-di-job-fair-kota-bekasi-2023

Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke