JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang baju bekas impor di Blok M Square, Jakarta Selatan, Bosman Hasugian mengatakan, ia terpaksa membuang ribuan baju yang dalam keadaan sobek hingga kotor saat proses sortir.
Ia pernah membuang baju dalam keadaan tidak layak pakai hingga delapan goni atau sekitar ribuan potong.
"Pernah kami buang barang barang cacat dan kotor banget sampai delapan goni, ya hitungannya ribuan potong," ujar Bosman kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).
Setelah disortir, jika pembeli menemukan ada pakaian yang cacat atau sobek, baju tersebut langsung digantikan dengan baju lainnya.
"Iya kami sortir dulu sebelum dipajang, kalau ada yang kotor kami buang, barang kondisi sobek atau cacat kita buang juga, ada pembeli ketemu, langsung retur ke kami," kata dia.
Bosman menjelaskan, dalam satu bal berisi pakaian seberat 100 kilogram.
Dari sekumpulan baju itu, ada 20 sampai 30 persen baju bekas yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dijual.
"Satu bal kan rata-rata seberat 100 kg baju, kira-kira bisa 20 sampai 30 persen yang kotor banget atau cacat kondisi bajunya. Banyak juga. Dan itu kami singkirkan," terang dia.
Setelah dikumpulkan, baju bekas yang telah disortir tapi keadannya masih layak pakai, ia sumbangkan kepada orang yang kurang mampu.
"Kalau ada yang enggak masuk kriteria jual, kami kumpulkan dan kasih orang yang kurang mampu. Misalnya petugas kebersihan di sini. Kalau ambil juga tidak apa-apa," pungkas dia.
Biasanya, Bosman mendapatkan pakaian bekasi impor dari Jepang dan Korea.
Selain kedua negara tersebut, Bosman juga terkadang mendapatkan pakaian bekas impor dari China dan Australia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/18/05320071/pedagang-thrift-pernah-terpaksa-buang-ribuan-potong-baju-bekas-impor-yang