Salin Artikel

Duduk Perkara Penusukan Jukir di Pasar Tasik, Berawal dari Pelaku Kecewa Tak Dibagi Hasil

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang juru parkir (jukir) berinisial SRS, tewas ditusuk rekanannya yang berinsial HR (46) di Pasar Tasik, Cideng, Kamis (16/3/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.

Penusukan itu dilatarbelakangi kekecewaan HR karena korban tak membagi hasil keuntungan dari memarkirkan kendaraan.

Padahal, mereka sebelumnya telah bersepakat untuk membagi penghasilan tersebut.

Karena hal itu, HR menikam korban sebanyak empat kali dengan menggunakan pisau hingga meninggal dunia.

“Tersangka kesal dengan korban karena saat itu korban tidak mau membagi hasil parkirannya,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes pol Komarudin di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2023).

Preman yang berebut lahan parkir

Komarudin mengungkapkan bahwa pelaku dan korban merupakan preman yang dikenal di Pasar Tasik.

Dengan status premannya itu, mereka sempat berebut lahan parkir di salah satu toko di Pasar Tasik.

“Keduanya merupakan preman yang berebut lahan parkir di lokasi tersebut,” kata Komarudin.

Karena sering bersitegang, SRS dan HR akhirnya bersepakat membagi pendapatan dari memarkirkan kendaraan di parkiran toko tersebut.

Akan tetapi, korban ternyata ingkar lantaran tak menepati janji yang telah disepakati.

“Korban dengan pelaku yang merupakan preman di lokasi tersebut sudah deal bagi hasil parkiran. Namun, korban tidak menepati janjinya hingga ditagih bagi hasil oleh pelaku beberapa kali,” papar Komarudin.

Dendam sejak dua bulan lalu

Pada kesempatan yang sama, HR mengungkapkan alasannya membunuh rekanan juru parkir, SRS. Secara sadar, ia mengaku telah menyimpan dendam kepada korban sejak dua bulan lalu.

“Begitu lah, ada dendam. Sudah lama dendamnya, sejak dua bulan lalu,” kata HR.

Pelaku yang kerap dipanggil Terong itu mengatakan, akar masalahnya adalah rebutan lahan parkir di sebuah toko mebel di Jalan Jati Bundar, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

HR dan korban adalah jukir liar di Jalan Jati Bundar tersebut.

Karena kerap berebut lahan, HR dan SRS pun sepakat akan membagi hasil. Mereka bekerja secara kelompok yang terdiri dari empat orang.

“Kalau saya markirin, dia (SRS) yang minta sama sopir. Per hari, satu mobil dikenakan Rp 50.000, dibagi empat,” tutur HR.

Suatu hari, HR merasa kesal karena SRS tidak membagikan hasil parkir mereka. Dia sampai harus menagih lebih dari tiga kali untuk mendapatkan hasil kerjanya.

Namun, SRS tidak menggubris permintaan HR.

“Giliran dia yang dapat, saya enggak dibagi. Giliran saya yang dapat, dia saya bagi,” imbuh HR.

Merencanakan pembunuhan

Atas dasar kekesalan itu, HR pun pergi ke Jembatan Tinggi, Tanah Abang, untuk membeli sebilah senjata tajam (sajam) berupa pisau sangkur.

Setelahnya, pelaku kemudian menyimpan sangkur tesebut di dalam tas. Ia langsung bergegas mencari korban yang berada di Pasar Tasik.

"Pelaku langsung ke lokasi (Pasar Tasik) untuk mencari korban dan menusuk korban berkali-kali,” ungkap dia.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Hady Saputra Siagian menyebutkan bahwa HR telah merencanakan pembunuhan tersebut.

“Pelaku sempat merenggut korban dan langsung menusukkan sangkur ke korban. Korban sempat memukul muka pelaku, tetapi pelaku langsung menusukkan sangkur itu sebanyak empat tusukan,” tutur Hady.

Atas perbuatannya, HR disangka Pasal 340 subsider Pasal 378 dengan ancaman pidana hukuman mati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/18/09052281/duduk-perkara-penusukan-jukir-di-pasar-tasik-berawal-dari-pelaku-kecewa

Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke