Salin Artikel

Teten Masduki: Pengunjung Sarinah dan M Bloc yang Jual Produk UMKM Melebihi Mal Konvensional

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan anak muda saat ini sudah mulai menyukai produk-produk lokal. 

Kata dia, salah satu keunggulan produk lokal adalah seringkali bisa custom atau disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Salah satunya, banyak masyarakat yang menyukai sepatu yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dijual di Sarinah.

"Sebenarnya kalau di kalangan menengah ke atas, ini anak anak muda sedang menyukai produk custom, mereka tidak keren lagi beli brand besar, karena sekarang gampang kalau mau beli produk di mana aja gampang," ujar dia kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Senin (20/3/2023).

Menurut dia, mall seperti Sarinah, Pos Bloc, M Bloc yang menjual produk UMKM lokal, pengunjungnya kini lebih banyak daripada mal konvensional.

"Coba di Sarinah, Pos Bloc, M Bloc, segala macem, kan jual produk UMKM, pengunjungnya melebihi mal konvensional," terang dia.

Teten mengatakan, mal konvensional saat ini malah meminta dibukanya gerai UMKM. Padahal sebelumnya mal konvensional tidak percaya produk lokal dapat meningkatkan traffic pengunjung.

"Dulu saya waktu jadi menteri koperasi pertama ditugaskan Pak Jokowi, 'panggil tuh Pak Teten pengelola mal konvensional, coba minta kepada mereka agar brand local produk UMKM dikasih tempat premium, jangan ditaruh di atap atau di basement'. Nah mereka menolak," jelas Teten.

"Sekarang begitu Sarinah pengunjungnya 40.000 orang per hari, M Bloc 11.000 orang per hari, sama dengan Plaza Indonesia, mereka baru sadar, 'oh ternyata market produk lokal di kalangan anak muda cukup besar'," tambah dia.

Teten pun mengimbau masyarakat untuk punya kepercayaan diri kepada produk lokal. Ia menambahkan, jangan sampai produk lokal kalah dengan produk impor apalagi pakaian bekas.

"Nah kita pada saat yang sekarang ini, harus punya kepercayaan diri, kita mau jadi negara maju, masa kita dulu diserbu serdadu dari luar, sekarang diserbu pakaian bekas," pungkas dia.

Sebelumnya, Pemerintah melarang para pedagang usaha baju bekas impor atau thrift karena merusak pasar usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta untuk mencegah bakteri atau penyakit yang terdapat di baju tersebut.

Larangan soal thrift ini sudah tertulis pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 18 Tahun 2021, tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Hal ini tertera pada Pasal 2 ayat 3 yang tertulis bahwa barang dilarang impor, salah satunya adalah berupa kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/21/09443641/teten-masduki-pengunjung-sarinah-dan-m-bloc-yang-jual-produk-umkm

Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke