Akibat pandemi Covid-19, penginapan tempatnya mencari nafkah terpaksa ditutup.
Saat ini, Samuel mencoba peruntungan sebagai pedagang takjil di Jalan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
"Saya baru tahun ini (jualan takjil). Sejauh ini saya kaget karena belum pernah (berjualan)," ungkap dia di lokasi, Rabu (29/3/2023).
Samuel mengaku bahwa ia hanyalah pedagang takjil musiman. Sebab, pekerjaan utamanya setelah berhenti sebagai konsultan hukum adalah jual beli besi.
Ia pun mencoba peruntungan dengan berdagang takjil karena ingin menemani pasangannya yang kebetulan berdagang gorengan.
"Kaget karena terbiasa kerja di hotel, di kantoran, sekarang kerja di lapangan ketemu masyarakat langsung," kata Samuel.
Hadapi beragam tantangan
Ada beberapa tantangan yang ia hadapi sebagai pedagang baru takjil, salah satunya pilihan kata untuk mengobrol dengan pembeli.
Saat masih berprofesi sebagai konsultan hukum, Samuel lebih sering berbicara dengan birokrat. Pada saat itu, penggunaan kata-kata baku sudah menjadi makanan sehari-hari.
"Sekarang lebih sering ketemu dan mengobrol sama masyarakat biasa, kerasa beda aja gaya mengobrolnya. Sama orang birokrasi baku banget," tutur dia.
Tantangan selanjutnya yang dihadapi adalah soal jenis makanan yang dijual.
Samuel menjelaskan, ia dan pasangannya menjajakan beragam jenis takjil, mulai dari risol mayo, lontong, hingga kolak.
Biasanya, calon pembeli sering menanyakan jenis makanan tertentu dan isi dari sebuah makanan.
"Kesulitan karena belum terbiasa itu terutama soal makanan, kayak isinya apa, itu saya harus paham," tutur Samuel.
"Saya kan belum pernah dagang makanan, sekarang harus terbiasa bahas (tahu) soal makanan. Contoh, risol yang saya jual isinya apa, variasi makanan yang dijual apa, itu harus tahu," sambung dia.
Kemudian, soal harga. Samuel mengungkapkan, selama dua hari pertama berjualan, ia belum terbiasa dengan harga makanan.
Alhasil, Samuel sangat hati-hati dalam menjual makanannya agar tidak mengucapkan nominal yang salah.
"Pernah juga, kadang orang main ambil makanan yang dia mau. Dia enggak ngitung berapa jumlahnya, saya juga enggak. Jadi sama-sama bingung dan hitung dari awal," ucap Samuel.
Samuel mulai berjualan pukul 15.00 WIB setiap harinya. Semua takjil yang dijual memiliki harga Rp 2.000, kecuali risol mayo seharga Rp 2.500 dan kolak Rp 7.000.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/30/03200041/kisah-samuel-berhenti-jadi-konsultan-hukum-hotel-akibat-pandemi-kini-coba