JEO - News

Heboh 7 Jam
Listrik Padam di Jakarta

Minggu, 4 Agustus 2019 | 23:30 WIB

Ada jutaan aktivitas di Jakarta terdampak padamnya aliran listrik selama paling tidak tujuh jam. Di kota ini, Minggu tak berarti hari libur pula bagi setiap orang. Yang libur pun repot. Meski, tak pernah juga terjadi semua hal terjadi dan dialami oleh setiap orang. Perlu class action?

JAKARTA, Minggu, 4 Agustus 2019, pukul 11.57 WIB. "Listrik mati ya?" Pesan pertama itu datang menyambangi layar ponsel kawan Kompas.com di salah satu kos-kosan di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, setidaknya dua kali, lampu dan stabiliser peralatan komputer di kos yang sama sempat meredup. Mbleret, bahasa Jawanya.

Batang penanda sinyal Indosat Oreedo di ponsel Kompas.com sudah lebih dulu berganti menjadi tulisan "no service", bahkan sebelum listrik tumbang. Namun, ini sempat tak jadi hal luar biasa, karena sering terjadi di kawasan ini. 

Saat listrik masih menyala, komunikasi masih bisa berjalan lewat ponsel, berkat jaringan wi-fi. Namun, begitu listrik padam, semua aktivitas di kos ini sontak melambat, sampai akhirnya terpaksa berhenti.

Bunyi gemuruh genset yang otomatis menyala dari menara base tranceiver signal (BTS) salah satu operator telekomunikasi, posisinya tepat di seberang kos, semakin mengonfirmasi gangguan listrik sedang terjadi.

Dan, paling tidak sampai tujuh jam berikutnya, Jakarta redup dan remang-remang. Baik dari arus listrik maupun sinyal peranti telekomunikasi.

Adzan Isya yang kembali bergaung lewat speaker masjid pada pukul 19.09 WIB, menjadi penanda berakhirnya insiden mati lampu dan hilang sinyal, setidaknya di Mampang Prapatan. Sejak dhuhur, gaung adzan hilang dari udara Mampang Prapatan.

Ini sekumpulan cerita kehebohan sepanjang setidaknya tujuh jam Jakarta redup dan remang-remang, dalam pantauan Kompas.com. Penjelasan PLN hingga tulisan ini dimuat, melengkapi sejumlah cerita dari seantero wilayah yang terdampak listrik padam.

MELAMBAT LALU TERHENTI

"DUH, baru mau rajin kerja malah listrik mati. Baterai laptop tak awet pula, mau ngetik saja enggak bisa, kalaupun tak ada internet."

Kalimat ini membuka obrolan sekawanan anak kos di Mampang Prapatan. Nasib mempertemukan kebiasaan kerja dan aktivitas harian. Minggu pun tak selalu waktu berleha-leha.

Mereka yang tadinya berjibaku dengan laptop, akhirnya mencoba aktivitas lain. Mencuci tumpukan pakaian kotor, salah satunya.

"Wah, ngawur kamu. Kalau ini lama matinya, toren air kan enggak keisi lagi. Jangan nyuci dulu lah," keluh salah satu anak kos.

Jawaban yang didapat cuma angkat bahu. "Siapa yang mengira listrik padam juga bakal lama?" tambahannya.

Sebagian dari anak kos ini ada pula yang memutuskan langsung piknik. Keluar kos. Panas dan tidak bisa beraktivitas di kamar dan area kos jadi dasar pemikirannya. 

"Minimal di mal bisa sekalian makan dan lihat-lihat barang bagus."

Semua ragam percakapan di atas terjadi pada dua jam pertama listrik padam. Pada jam keempat, situasi mulai berubah.

Gitar pun keluar

"Duh, mau apa ya? Jalan malas, kerja tak bisa, tidur kepanasan, mau bersih-bersih juga enggak kelihatan," mulai jadi obrolan selepas ashar, di antara mereka yang bertahan di kos.

Sampai, salah satu anak kos teringat bahwa dia punya gitar.

"Wah iya, aku sampai lupa punya gitar, saking tak pernah dikeluarkan dari tas. Sudah lima tahun, enggak sempat main gitar lagi," ujar Sam, salah satu anak kos itu.

Konon, ini gitar dia beli semasa kuliah. Pada masa itu, nongkrong masih jadi kegiatan rutin dia bersama teman-temannya.

"Sampai sering dilempari batu tetangga kalau genjrang-genjreng kemalaman. Maklum, cuma mampu nongkrong, gitar satu yang nyanyi 15 orang, modal kopi saja," tutur dia sembari tertawa.

Di sela permainan gitar, mulai terbetik skenario bila listrik padam sampai malam. Lampu darurat mulai dicek, stok lilin dipastikan ada, bahkan sembari bercanda mencoba mencari cara menyambungkan genset dari BTS di depan kos untuk mendapatkan aliran listrik.

"Sia-sia banget itu ya genset di depan. Sinyal tetap tidak ada kok," celetuk salah satu anak kos.

Pandangan mulai menerawang seiring gelap datang. 

"Yuk keliling," ajak Kompas.com kepada salah satu anak kos, selepas maghrib. "Lihat-lihat, yang mati di mana saja dan ada apa di luar."

JAKARTA MEREDUP
DAN REMANG-REMANG

DI antara anak kos di kawasan Mampang Prapatan ini, ada pasangan hidupnya yang tinggal di kota lain. Selain komunikasi terkait pekerjaan, kontak kepada pasangan pun terhambat.

Aplikasi percakapan dan jaringan mobile tak bisa dipakai sama sekali. Kalaupun penanda sinyal di ponsel muncul, pesan tak juga kunjung terkirim di aplikasi percakapan. Mampat.

Saat Kompas.com berkeliling bersama salah satu anak kos itu, pemandangan pertama yang bikin heran adalah masih ada ojek online beroperasi dan membawa penumpang.

Penasaran, kami berhenti di jalur putar di bawah jalan layang non-tol (JLNT) di kawasan Jalan Profesor Dr Satrio, Jakarta Selatan. Ada sederet driver ojek online di situ.

"Bang, masih bisa dapat dan bawa penumpang? Dapat sinyal?" tanya Kompas.com kepada salah satu driver ojek online, di seberang mal Lotte Shoping Avenue.

Yudha, salah satu driver ojek online yang tetap beroperasi dan membawa penumpang selama insiden listrik padam di Jakarta, Minggu (4/8/2019).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Yudha, salah satu driver ojek online yang tetap beroperasi dan membawa penumpang selama insiden listrik padam di Jakarta, Minggu (4/8/2019).

Yudha, nama driver itu, mengiyakan. "Masih dapat, tapi sinyal suka muter-muter lama," kata dia sembari memperlihatkan order yang didapat. 

Yudha pun menyebut jaringan operator yang dia pakai. Ternyata pakai layanan enterprise

Dari tampilan order yang Yudha perlihatkan, penumpangnya berangkat dari salah satu penginapan di kawasan itu. Oh, orangnya masih dapat sinyal dari wi-fi dan listrik yang menyala karena pakai genset kali ya....

Sepanjang penjelajahan Kompas.com, Jakarta memang tak jadi gelap gulita. Tidak terjadi black out. Meredup dan remang-remang, iya. Setidaknya sepanjang rute dari Mampang Prapatan, Jalan Setiabudi, Jalan Prof Dr Satrio, Jalan Sudirman, dan Jalan Gatot Subroto.

Masih ada banyak cahaya. Ini karena ada banyak hotel, kantor kementerian, proyek pembangunan gedung yang selama ini pun berjalan 24 jam, serta kawasan bisnis dan perbelanjaan dengan dukungan genset.

Bicara pusat perbelanjaan, mereka menuai berkah. Setidaknya bila ditengok keramaiannya, terutama yang punya ragam tempat makan.

Warung-warung makan di permukiman dan pinggir jalan tetap melayani pembeli, meski dalam remang-remang cahaya lilin atau paling moncer lampu darurat portable.

Meski begitu, karena nyaris semua layanan online dan berteknologi tinggi macet karena insiden ini, warung dan layanan offline kelimpahan sebagian berkah.

Saat sinyal peranti telekomunikasi sudah muncul pun pada Minggu (4/8/2019) malam, koneksi data tidak serta-merta pulih juga.
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Saat sinyal peranti telekomunikasi sudah muncul pun pada Minggu (4/8/2019) malam, koneksi data tidak serta-merta pulih juga.

Ikut "piknik" ke mal? Jadi makan ke warung atau beli makanan ke sana? Tiba-tiba naik angkutan kota lagi, taksi, dan atau ojek pangkalan? Atau malah sekalian mengungsi ke hotel?

BETAPA RENTAN DAN KETERGANTUNGANNYA KITA

"SEPERTI balik ke zaman batu ya. Mau apa-apa tak bisa karena tak ada listrik," celetuk Sam.

Pertanyaan berikutnya, dulu orang-orang beraktivitas apa pada waktu-waktu malam datang membawa serta kegelapan?

Ini baru obrolan ringan anak-anak kos yang memilih bermain gitar dan bercengkerama dalam keremangan senja. 

Cerita yang lebih serius baru bermunculan begitu sebagian wilayah sudah kembali mendapatkan aliran listrik dan sinyal peranti telekomunikasi.

"Ada yang juga tidak bisa menarik uang tunai dari ATM? Ini bayar di kasir juga tidak bisa pakai kartu debit. Bingung, pada enggak bawa uang tunai," tulis Anna, warga Bekasi, dalam salah satu grup percakapan aplikasi media sosial.

Bersahutan jawaban dari beragam anggota grup. Sebagian besar menyatakan kondisi yang sama. Kalaupun ada yang bisa, dia sedang berada di salah satu kawasan perbelanjaan besar di pusat kota Jakarta.

Pasokan air pun ikut terdampak gara-gara listrik mati. Mereka yang selama ini mengandalkan pasokan air dari pompa dan air tampungan, jelas kena dampak.

Bahkan, pasokan air dari jaringan perusahaan air minum pun tak luput dari persoalan ini. Setidaknya diakui untuk kawasan Jakarta Barat yang dilayani PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

Baca juga: Listrik Mati di Jabodetabek, Pasokan Air ke Jakarta Barat Terganggu

 

Sam yang akhirnya dapat menghubungi kerabat di kampung selepas Isya, mendapati mereka masih dapat mengakses pemberitaan online. Dari situ kabar awal sebaran insiden didapatkan, karena komunikasi lewat aplikasi percakapan pun masih terbatas di Ibu Kota.

Selewat pukul 20.00 WIB, kabar tentang dampak lebih luas dari insiden listrik padam ini semakin bervariasi.

Layanan mass rapid transit (MRT) Jakarta yang pekan lalu untuk pertama kalinya telat berangkat 10 menit, bahkan sempat total terhenti sepanjang insiden ini terjadi.

Baca juga: MRT Mulai Beroperasi, Layanan Operasional Gratis hingga Pukul 24.00

Perusahaan transportasi online pun memberikan sejumlah informasi dan fasilitas bagi pelanggannya. Informasi ditebar lewat beragam media sosial.

TransJakarta sampai menggratiskan layanan karena mereka sudah sepenuhnya menggunakan sistem pembayaran non-tunai.

Layanan pembayaran ini otomatis macet juga karena insiden listrik dan jaringan telekomunikasi selama berjam-jam.

Kepadatan penumpang di Halte Transjakarta Grogol 1, Minggu (4/8/2019) malam.
KOMPAS.com/SHERLY PUSPITA
Kepadatan penumpang di Halte Transjakarta Grogol 1, Minggu (4/8/2019) malam.

KRL Jabodetabek sontak lumpuh. Siaran pers PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memastikan seluruh jalur layanan lumpuh.

Penumpang yang berada di dalam kereta dievakuasi ke sejumlah moda transportasi lain, sementara mereka yang masih ada di stasiun diarahkan untuk mendapatkan pengembalian uang tiket. 

Baca juga: KRL Belum Bisa Beroperasi meski Sudah Ada Aliran Listrik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat akun Facebook-nya memastikan layanan rumah sakit daerah di Jakarta aman selama insiden listrik padam. Menurut dia, semua rumah sakit daerah di wilayah ini memiliki fasilitas genset dan uninterruptible power supply (UPS).

Genset menggantikan fungsi pemasok listrik. Adapun UPS pada umumnya berfungsi sebagai penyimpan cadangan daya listrik sekaligus alat pemindah sumber pasokan listrik dari jaringan PLN ke penyimpan cadangan dan atau genset

Upaya pemulihan listrik oleh PLN tak bersamaan mengembalikan terang di semua wilayah. Kualitas layanan jejaring telekomunikasi pun masih bervariasi, tergantung lokasi dan operator.

Baca juga: Listrik Mati di Sebagian Besar Wilayah Jakarta Sudah Kembali Menyala

Di sejumlah grup percakapan yang diikuti Kompas.com, riuh rendah perkembangan situasi terkait insiden listrik padam masih terus berlanjut hingga lepas pukul 21.00 WIB.

Bahkan, di kisaran pukul 23.00 pun masih ada kabar listrik belum menyala di Depok dan Tangerang Selatan.

"Harus class action?" ujar salah satu di antara warga grup.

PENJELASAN PLN

KONFERENSI pers mendadak pun digelar PLN, Minggu (4/8/2019) petang. Lokasinya bukan di kantor pusat, tapi di PT PLN Pusat Pengatur Bebab (P2B), di Gandul, Depok, Jawa Barat.

"Padamnya listrik (black out) ini murni keteknisan. Kami tidak melihat adanya sabotase," kata Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani, dalam konferensi pers itu.

Meski demikian, ujar dia, investigasi internal tetap akan digelar atas insiden ini. Pelaksananya dia janjikan pihak independen. Diperkirakan butuh waktu 2-3 bulan untuk investigasi dimaksud.

"Kami sudah ada tim dalam struktural untuk menangani masalah ini," imbuh Inten.

Insiden mati listrik pada Minggu tak hanya mengganggu aktivitas di DKI Jakarta. Kegelapan juga melanda sebagian Jawa Barat dan Banten. Area yang terdampak di Banten antara lain Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.

Adapun wilayah yang terdampak di Jawa Barat cukup luas, yaitu mulai Depok dan Bekasi, hingga ke Bandung, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bogor

PLN menjanjikan pemulihan jaringan listrik di semua wilayah terdampak diupayakan rampung sebelum Minggu tengah malam. 

Kronologi

Inten pun merunut kronologi insiden listrik padam selama berjam-jam, terburuk di Pulau Jawa dalam beberapa dekade terakhir.

Aktivitas petugas PLN di lokasi Proyek Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) 500 kV Lengkong, Cibogo, Cisauk, Tangerang, Banten, Jumat (7/12/2018). PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pekerjaan peningkatan kapasitas pada transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kV jalur Balaraja - Lengkong - Gandul (BALEGA).
KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Aktivitas petugas PLN di lokasi Proyek Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) 500 kV Lengkong, Cibogo, Cisauk, Tangerang, Banten, Jumat (7/12/2018). PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pekerjaan peningkatan kapasitas pada transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kV jalur Balaraja - Lengkong - Gandul (BALEGA).

Listrik padam, tutur Inten, pertama kali terlacak dari Jawa Tengah. Tepatnya, pada pukul 11.45 WIB ada gangguan di saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran-Pemalang.

"SUTET Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul pada sirkuit 2. Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan jaringan SUTET Depok dan Tasikmalaya mengalami gangguan. Ini yang menjadi (penyebab) pemadaman awal," papar dia.

Meski bermula dari gangguan di Jawa Tengah, listrik di provinsi itu hingga Bali yang saling terkait dalam jaringan Jawa-Bali dengan Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten tak ikut padam.

Gangguan terus berlanjut. Terlacak pada pukul 11.48 WIB, ungkap Inten, listrik padam telah terjadi di Jawa Barat dan DKI Jakarta. 

"Saat itu kami manajemen PLN mengawal langsung proses recovery dari kantor (PLN) Pusat Pengatur Beban (P2B)," cerita Inten.

Recovery dilakukan dengan cara memasok aliran listrik dari Jawa Timur yang tidak terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata di Jawa Barat. Fungsinya, menstabilkan daya dan tegangan listrik. 

"Dari 2 PLTA itu berfungsi untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya melalui GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja, dan Suralaya," ucap Inten.

Pasokan listrik dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta. Inten menyebut, prioritas pertama dari upaya pemulihan listrik padam ini adalah mengirim pasokan listrik ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok.

"Agar sistem (kelistrikan) DKI Jakarta segera pulih," ujar Inten sembari menyebut sejumlah estimasi waktu pemulihan. 

Terpisah, Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka menambahkan, listrik padam terjadi karena gangguan pada transmisi SUTET 500 kV PLN di Jawa Barat, ditambah kejadian gas turbin 1 hingga 6 di PLTA Suryalata mengalami trip dan gas turbin 7 di PLTA yang sama tak berfungsi (off).

Buat informasi, istilah trip dalam terminologi teknologi kelistrikan adalah kondisi ketika ada lonjakan arus yang menyebabkan pemutus sirkuit (circuit breaker) otomatis memutus aliran arus listrik. Adapun kondisi off berarti memang peranti sedang tidak aktif atau gagal aktif.

Untuk peranti skala PLN, posisi trip dan off pun tidak seperti saklar untuk kebutuhan skala kecil yang umumnya hanya ada pilihan on dan off. Trip di peranti sekelas PLN bisa jadi posisi pengaman yang tidak selalu berarti off.

TIPS

SELAMA upaya pemulihan listrik belum dipastikan tuntas, ada sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian bersama, terutama di kawasan terdampak.

Hemat air

Semua air yang masih ada sebaiknya digunakan dengan bijak, baik yang bersumber dari tandon penyimpan air—yang untuk mengisinya tergantung kerja pompa listrik—maupun dari layanan perusahaan air minum.

Hemat daya listrik peranti telekomunikasi

Meski sinyal ponsel mulai pulih, ada kemungkinan listrik kembali padam atau tak stabil. Komunikasi darurat tetap harus diantisipasi, demikian pula kabar perkembangan situasi dan bertukar kabar dengan kerabat.

Pastikan lilin padam

Pastikan lilin padam ketika ditinggal atau hendak tidur. Tentu, ini tips bagi pengguna lilin sepanjang insiden listrik padam.

Jangan sampai ada tambahan risiko kebakaran akibat insiden listrik padam. Pesan yang sama berlaku untuk kompor, meski ini untuk setiap situasi, tak hanya saat listrik padam. 

Sebaiknya mulai punya peralatan penerangan darurat selain lilin. Selain lebih praktis, keamanan jadi pertimbangan lain, sekalipun kapasitas daya simpanannya bisa jadi juga terbatas. Pilih peranti yang paling fleksibel tapi tetap terjangkau dan praktis.

Cabut semua steker atau colokan listrik

Cabut semua steker atau colokan listrik peranti elektronik. Ini untuk mengantisipasi kerusakan tambahan akibat lonjakan arus listrik selama proses pemulihan jaringan listrik.

Begitu listrik menyala pun, jangan langsung colokkan semua peralatan. Masih ada kemungkinan daya listrik belum stabil sesuai standar kebutuhan alat tersebut.

Ketika menyalakan kembali sejumlah peralatan pun sebaiknya dilakukan bertahap. Jangan sampai lonjakan penggunaan juga lagi-lagi memberi risiko kepada jaringan kelistrikan di tempat Anda.

Kosongkan kulkas dari makanan cepat busuk

Berapa jam pun listrik padam dapat berdampak pada kualitas bahan makanan yang pada kondisi normal wajib disimpan di kulkas.

Bila memungkinkan, olah segera makanan jenis ini dengan bijak. Pilihan masakan tahan lama tetapi tak tergantung kulkas dapat jadi pilihan. Rendang, misalnya?

Buat pembelajaran juga, alat masak sebaiknya tak semua mengandalkan peranti yang bekerja menggunakan listrik. Saat ada insiden, butuh ada alternatif alat masak konvensional, seperti kompor gas atau kompor minyak.