Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa Tempat Wisata Andalan

Kompas.com - 10/01/2008, 22:39 WIB

Di antara jalanan aspal yang berlubang-lubang mengepulkan debu, di tengah panas terik mentari, mata terus mencari-cari lokasi Museum Bahari, salah satu tempat tujuan wisata di kawasan kota tua di Jakarta Utara.

Bangunan kokoh dari tembok tebal itu ternyata tersembunyi di dalam gang, bersisian dengan Pasar Ikan. Di depannya berdiri Menara Syahbandar. Rombongan sesama peminat situs-situs bersejarah dari Sahabat Museum telah cukup lama menunggu sambil menikmati suasana pada Minggu (4/3) pagi pukul 09.00.

Dipandu sejarawan dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIPB) Universitas Indonesia (UI), Lilie Suratminto, kami berjalan dari kompleks Menara Syahbandar menuju Museum Bahari. Setiap peserta telah dibekali minuman air mineral dan roti buaya khas Betawi.

Lilie yang menekuni Program Studi Belanda di FIPB UI fasih menjelaskan segala hal berkaitan dengan Museum Bahari, yang letaknya dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. "Bangunan Museum Bahari ini awalnya berupa dua gedung bekas kantor perdagangan dan gudang rempah-rempah milik Belanda yang dibangun pada tahun 1652, masa-masa awal kedatangan mereka di Jakarta. Hingga kini, Museum Bahari telah mengalami beberapa perubahan dan tahun perubahan dapat dilihat di pintu-pintu masuk, di antaranya tahun 1718, 1719 dan 1771," kata Lilie.

Gudang itu juga disebut Westzijdsch Pakhuizen atau gudang- gudang bagian barat sungai. Pada mulanya bangunan itu berfungsi sebagai gudang rempah-rempah, seperti lada, teh, kopi, juga pakaian. Tembok yang mengelilingi museum adalah bagian dari pembatas kota Jakarta
(city wall) asli dari zaman Belanda. Bahkan, gapuranya didatangkan dari Amsterdam.

Diresmikan Ali Sadikin

Museum Bahari diresmikan 7 Juli 1977 oleh Gubernur Ali Sadikin. Di ruang-ruang dalam museum, pengunjung dapat menyaksikan berbagai jenis kapal dari seluruh daerah di Indonesia, dilengkapi dengan gambar dan foto-foto pelabuhan pada masa lalu. Di depan museum, terdapat Menara Syahbandar yang dibangun pada 1839 untuk mengawasi kapal masuk dan keluar Pelabuhan Sunda Kelapa.

Lilie menunjukkan koleksi unik di museum ini, yaitu sejarah keberadaan Pulau Onrust, salah satu pulau di Kepulauan Seribu, lengkap dengan miniatur pulau. Pulau ini dahulu kala digunakan Belanda sebagai benteng dan galangan kapal, tempat perbaikan kapal yang rusak.

Untuk mengunjungi museum, tidaklah sulit. Dari Stasiun KA Jakarta Kota, pengunjung dapat mengambil kendaraan umum mikrolet 015 jurusan Kota-Tanjung Priok, turun di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kendaraan pribadi dapat juga diparkir di kawasan ini dan perjalanan lalu diteruskan dengan berjalan kaki.

Sepanjang jalan, di depan museum, terdapat kios-kios Pasar Ikan yang menjual aneka kerang dan barang-barang laut. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari Senin-Kamis mulai pukul 08.00-14.00 dan Jumat hingga pukul 11.00, serta Sabtu buka hingga pukul 13.00. Tarifnya, untuk umum Rp. 2.000, pelajar Rp. 1.000. Kalau datang berombongan lebih dari 20 orang, tarif akan lebih murah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com