Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Menyelam di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 10/01/2008, 23:13 WIB

"Jangan pernah mengaku pernah ke Kepulauan Seribu kalau belum pernah menyelam di perairan ini," kata Kepala Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Sumarto. Kalimat bernada "tantangan" itu mengena di hati. Menyelam? Scuba diving? Ah, mengapa tidak?

Perjalanan laut dari Dermaga 14 Marina Ancol, Selasa (12/6) pagi, dengan KM Dephut bermesin 500 PK dan berkecepatan 40 knot itu ditempuh dalam waktu satu jam, untuk mencapai Pulau Pramuka. Di pulau inilah kantor Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) berdiri.

Tak jauh dari Pulau Pramuka, pulau yang menjadi kantor Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu itu ada tempat khusus untuk menyelam. Tempat yang dibangun sejak dua tahun lalu itu juga sekaligus sebagai penangkaran ikan hiu. Namun tak perlu cemas, ikan hiu muda itu tak akan lepas.

Instruktur selam, Umar, Saeran, dan Satibi, semuanya penduduk asli yang lahir di Kepulauan Seribu. Mereka kenal air sejak kecil, laut adalah wilayah yang dikuasai. Sebelum mengenakan peralatan menyelam (scuba diving), peserta selam diwajibkan melakukan pemanasan, seperti halnya pemanasan olahraga.

Peralatan sudah disediakan, mulai dari masker, snorkel, fins (kaki katak), sampai tabung oksigen. "Kita mulai dengan melakukan snorkeling dulu," kata Umar, instruktur selam. Dengan snorkeling, keindahan biota laut dapat dilihat dengan berputar- putar di permukaan laut, tanpa harus menyelam ke bawah laut. Jika hanya snorkeling tetap kurang puas, karena yang dilihat hanya terbatas.

Tak perlu cemas

Instruktur selam lalu meminta bersiap-siap menyelam. Perasaan waswas sempat muncul, karena ini kali pertama melakukan menyelam. Namun, karena niat dan tujuan utama kedatangan ke Kepulauan Seribu adalah belajar menyelam, rasa waswas pun sirna. Ternyata, tidak perlu ada yang dicemaskan setelah berada di bawah laut.

Bahkan yang dialami kemudian adalah menikmati sensasi alam bawah laut yang luar biasa ciptaan Tuhan. Ada dunia lain di bawah laut yang menakjubkan. Menyaksikan ikan berwarna- warni berseliweran di depan wajah kita. Tiba-tiba ratusan,mungkin juga ribuan ikan kecil melintas di dekat kita. Ikan-ikan itu seperti berbaris, ramai-ramai ke atas, lalu ke bawah lagi.Ketika menikmati sensasi menyelam di bawah laut, kita pun tak habis-habisnya kagum dengan ciptaan Tuhan.

Di bawah laut, kita melihat terumbu karang yang menyimpan keindahan alam. Makin jauh ke dalam, makin banyak sensasi yang dialami. Ada ikan pari tibatiba lewat lalu bersembunyi di balik karang di dasar laut. Waw! Sulit sekali melukiskan dengan banyak kata karena sensasi ini harus dialami sendiri.

Ketika menyelam, instruktur beberapa kali menanyakan apakah telinga mengalami sakit. Memang benar. Perubahan tekanan udara menyebabkan telinga kita sakit, tetapi ini dapat diatasi dengan mudah. "Tak perlu cemas. Tutup saja lubang hidung beberapa saat," kata Satibi, instruktur selam kelahiran Pulau Kelapa.

Dalam penyelaman kedua di perairan dekat Pulau Semak Daun, ke arah utara Pulau Pramuka, Rabu (13/6) pagi, perahu nelayan berhenti di tengah laut. Dari situlah peserta menyelam ke tempat yang lebih dalam, lebih jernih, lebih warna-warni. "Untuk pemula, yang baru kali pertama menyelam, perjalanan hingga 12 meter sudah sangat baik," kata Saeran.

Memang, yang dibutuhkan saat menyelam adalah ketenangan. Tak perlu panik jika, misalnya, air laut masuk ke dalam hidung atau menyusup masuk masker. Naik perlahan-lahan ke atas permukaan laut, perbaiki dulu peralatan, kemudian menyelam lagi dengan tenang. Prasetyo Utomo, fotografer yang ikut scuba diving, mengaku senang menyelam. "Saya sampai ke kedalaman lebih dari 18 meter," ungkapnya, puas.

Nah, jika Anda datang berekreasi ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu, jangan lupa menyelamlah! Jika belum pernah menyelam sama sekali, jangan khawatir! Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu menyediakan instruktur selam berpengalaman. Jika Anda pemula dan ingin belajar, ada paket khusus untuk minimal 10 orang selama tiga hari Rp 15 juta atau Rp 1,5 juta per orang. "Ini harga paket termurah di dunia," ungkap Sumarto.

Menyelam bukan olahraga berbahaya. Lebih berbahaya orang mengendarai sepeda di jalan raya. Sedangkan gangguan kesehatan yang terjadi hanya dua, yaitu mabuk laut dan kulit terbakar, yang semuanya dapat diatasi dengan mudah. Rasa takut orang pada menyelam karena pada dasarnya mereka takut pada laut. Akan tetapi jika sudah pernah sekali melakukan scuba diving, yakinlah Anda pasti ketagihan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com