Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Padam, Industri Rumahan Pasrah

Kompas.com - 11/07/2008, 08:35 WIB

JAKARTA,JUMAT - Warga DKI Jakarta harus bersiap diri. Pemadaman listrik bergilir akan dimulai hari ini, Jumat (11/7). Namun, para pelaku industri rumahan di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur tak tahu harus bersiap apa. Kata mereka, hanya satu kata : pasrah. Beberapa hari lalu, Kompas.com menemui pengelola industri kecil, seperti penjahitan jas, jins, serta pembuatan tas dan sepatu kulit.

Carka, pengawas produsen jas CV. Sefty Collection mengatakan, bagi industri kecil seperti yang dikelolanya, tak bisa berbuat apa-apa ketika listrik padam. Tiga puluh mesin jahit yang dioperasikan 30 pekerjanya juga berhenti berproduksi. Tak menggunakan genset? "Mana bisa. Pakai genset bikin biaya produksi semakin tinggi. Lagian mana mampulah beli genset buat kami industri kecil," ujar Carka.

Hal yang sama juga diakui Atin, pengawas produksi jins di Koperasi Kanari. Selama ini, jika listrik padam, tak ada produksi sama sekali. Imbasnya, akan mempengaruhi kemampuan usahanya untuk memenuhi permintaan konsumen. Menurut pengalaman Atin, pemadaman listrik selama 6 jam saja, sudah menimbulkan kerugian yang cukup besar.

Bayangkan, bisa mengurangi produksi hingga 50 lusin jins."Kalau listrik mati, otomatis pendapatan dan produksi berkurang. Dalam sehari, disini bisa produksi hingga 50 lusin. Itu kerja udah nggak pake jam, dari pagi ketemu pagi. Nah, kebayang nggak, kalau padam sampai 8 jam, kami bisa produksi apa?," kata Atin.

Sementara Carka, setiap minggunya harus mengirimkan 400 jas ke sebuah departemen store di Kelapa Gading yang menjadi konsumennya. "Makanya, saya mikir juga, kalau pemadamannya lama, gimana kami bisa memenuhi permintaan? Bisa terlambat ngirim," ujar dia.Respon berbeda diberikan Ibu Dodi (55). Pengusaha industri pembuatan tas dan sepatu ini mengeluhkan waktu pemadaman yang seringkali tak diinformasikan.

Baginya, pemadaman listrik akan mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen. "Pernah ya, tiba-tiba mati. Dari siang sampai malam, nggak ada pemberitahuan. Kalau begini, produksi bisa kacau. Apalagi, pagi-pagi pesanan itu harus diantar. Akhirnya, minta pengertian konsumen, walau harus diomelin.

Tapi, kalau sering-sering kaya gitu, bisa-bisa mereka tidak percaya lagi," kata wanita yang telah menjalankan usahanya selama 20 tahun ini.Saat ditanya apa harapannya kepada PLN, mereka hanya bisa menggeleng sambil tersenyum. "Kami bisa apa? Yang penting dikasih tahulah, padamnya kapan. Jadi kalo ada pesanan, kita bisa kebut sehari sebelumnya. Pekerja juga nggak jauh-jauh dateng ke sini, tapi nggak bisa kerja," kata Atin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com