Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa: Asrori Dibunuh Kemat Cs karena Cemburu

Kompas.com - 02/09/2008, 03:33 WIB

JAKARTA, SELASA-Kejaksaan tetap berkeyakinan bahwa mayat yang diketemukan di kebun tebu, Jombang adalah Moh Asrori. Asrori dibunuh Imam Hambali alias Kemat Devid Eko Priyanto dan Maman Sugianto alias Sugik, karena rasa cemburu Hambali yang tidak mau memberikan nomor handphone milik pacar Asrori.

Kesimpulan tersebut diambil Kejagung setelah melakukan ekspose atau gelar perkara dengan Kepala Kejari Jombang Sumardi dan tim jaksa penuntut kasus Asrori yakni Endang Dwi Rahayu, Didik Sudarmaji, Susanto. Ekspose dipimpin langsung oleh Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga di Kejagung, Jakarta, Senin (1/9).

Kesimpulan tersebut berdasarkan, pertama korban dan pelaku pembunuhan adalah orang satu kampung sehingga mempunyai hubungan kedekatan antara pelaku dan korban. Kedua, usaha yang dilakukan oleh pelaku sehari-hari adalah salon yakni Salon Ayu. Sedangkan korban yakni Asrori mempunyai usaha counter HP yang jaraknya kurang lebih 10 meter. Sehingga, antara pelaku dan korban sudah mempunyai hubungan atau perkenalan yang sangat dekat.

Ketiga, motif pembunuhan karena cemburu terhadap korban yang tidak mau memberikan nomor HP atau mengenalkan pacarnya kepada pelaku yakni Kemat. "Karena cemburu, Kemat menanyakan kepada David bagaiamana kalau korban kita habisi," jelas Ritonga.

Setelah Kemat dan Devid bersepakat, mereka lalu mencari Asrori yang lalu diketemukan di sebuah tempat. Asrori lalu diajak ke salon milik Hambali. Asrori menaiki sepeda motor sedangkan Kemat dan Devid mengendarai mobil dengan berjalan dari belakang.

Sesampai di salon, motor Asrori ditaruh. Asrori lalu duduk di kursi depan bersebelahan dengan salah satu pelaku. Sedangkan satu pelaku duduk di kursi belakang. Mobil tersebut lalu berjalan menuju ke tempat.

Mereka menemukan satu rumah kosong yang belum selesai dibangun. Mereka bertiga lalu masuk ke rumah kosong tersebut. Di rumah itulah, Asrori dibunuh. Supaya tidak berteriak, mulutnya disumpal lalu dipukul dengan balok. Setelah Asrori terjatuh ke tanah, lunglai dan pingsan, barulah tubuhnya diangkat ke dalam mobil.

Dengan mobil tersebut, Kemat dan Devid mencari tempat pembuangan yang dianggap aman. Dalam perjalanan ditemukanlah sawah bekas tanaman tebu yang sudah dipanen. Lalu tubuh Asrori diletakkan di bekas kebun tebu itu.

Hambali yang sadar bahwa Asrori belum meninggal, lalu mengambil pisau di mobil. Pisau lalu ditusukkan ke perut Asrori hingga terburai ususnya. Kemudian diambil oli bekas di mobil, dan disiramkan ke muka korban. Setelah itu baju dan pakaian korban dibuka dan dibawa oleh kedua pelaku. Korban lalu ditutupi dengan daun tebu.

Keyakinan lainnya, menurut Ritonga yakni berdasarkan hasil otopsi dan pengenalan ciri-ciri korban oleh ayahnya yang bernama Jalal dan kakaknya bernama Agung. "Saat pengecekan identifikasi itu,orang tua maupun kakak kandungnya masih mengenali bahwa mayat itu adalah mayat Moh Asrori. Dengan pengenalan yang demikian, polisi tidak melakukan tes DNA karena tidak dicurigai identitasnya. kemudian dilangsungkan proses keadilan kepada pelaku," lanjut Ritonga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com