Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendang Kering, Disukai karena Dimasak Pakai Hati (1)

Kompas.com - 16/09/2008, 15:53 WIB

Bosan dengan lauk kering yang selama ini tersedia di meja makan? Coba cicipi rendang kering khas Sumatera Barat. Selain praktis, juga awet disimpan hingga hitungan bulan.

Sedia lauk kering guna teman santap sahur atau buka puasa adalah cara praktis yang biasa dilakukan kala Ramadhan tiba. Kini, selain abon, kering kentang, kering tempe, dan kering teri kacang yang biasa jadi andalan, ada pula lauk unik khas Sumatera Barat, yakni rendang kering.

Untuk mendapatkannya, tak lagi perlu jauh-jauh pergi menyeberang pulau. Kini di Jakarta sudah ada beberapa produsen yang membuat lauk gurih-pedas ini. Selain itu, ada pula agen yang sifatnya hanya memasarkan rendang kering asli produksi Sumatera Barat.

Tahan 3 Bulan

Salah satu pembuat rendang kering adalah Firsty Indah Rahayu (39). Wanita asli Kuningan, Cirebon, ini mendapatkan resep rendang kering dari ibu mertuanya, Nany Saidi, yang asli Payakumbuh. Nany sendiri adalah pengusaha katering untuk perkawinan yang telah kenyang pengalaman.

Usaha rendang kering dilakoni Tety, sapaan Firsty, sejak tahun 2005. Ia membuat rendang dengan tiga macam bahan baku. Telor, paru, dan daging sapi suwir. Awalnya, hanya dipasarkan untuk teman-teman terdekat. Karena banyak yang suka, Tety kemudian memberanikan diri ikut pameran Inacraft di Jakarta, dengan merek Rendang Datuk. "Saya namai Rendang Datuk biar mudah diingat saja," jelas Tety.

Tak dinyana, sejak ikut pameran, usaha Tety dikenal orang. "Pesanan makin banyak. Hari-hari biasa, saya biasa mengolah 5 kilogram daging jadi rendang kering. Tapi kalau sedang ramai seperti menjelang puasa bisa sampai 10 kilogram." Lalu apa sih, istimewanya Rendang Datuk? "Benar-benar kering dan tahan tiga bulan. Padahal, tanpa zat pengawet lho," ujar Tety yang sebelum memasarkan dagangannya sudah terlebih dulu melakukan uji coba. "Benar-benar bisa bertahan tiga bulan walau disimpan di ruang biasa."

Rendang kering produksi Tety dikemas dalam wadah toples plastik mika bulat. Tersedia dua ukuran, yakni 100 gram dan 250 gram. Harganya tentu saja tergantung dari ukuran dan jenis rendangnya. Untuk rendang telur ayam negeri ukuran 100 gram, Tety memberi harga Rp 12.500. "Tapi, kebanyakan orang belum terbiasa makan rendang telur. Yang sudah akrab di lidah pembeli ya rendang daging. Jadi, sampai saat ini, rata-rata yang banyak dicari adalah rendang kering daging," terangnya.

Agar pembeli tak perlu jauh-jauh datang ke rumahnya di bilangan Pondok Labu, Tety menyediakan servis pesan layan antar. Untuk bisa diantar ke alamat pemesan, Tety mematok minimal pemesanan senilai Rp 150.000 untuk Jakarta dan Rp 250.000 untuk luar Jakarta. Di luar Jabodetabek, "Kami kirim pakai jasa pengiriman. Ongkos kirim ditanggung pemesan," jelas Tety yang kini bangga produkya sudah sampai ke Beijing, China. "Jemaah yang mau umrah atau haji juga sering bawa Rendang Datuk," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com