Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus Mudik di Jakarta Dites Urine

Kompas.com - 25/09/2008, 06:06 WIB

JAKARTA, KAMIS - Toni Edyson (41), sopir bus antarkota antarprovinsi (Akap), diketahui positif menggunakan obat penenang jenis psikotropika. Akibatnya, Toni Edyson dilarang mengemudikan bus selama musim mudik Lebaran tahun ini.

Pelarangan itu dikeluarkan setelah Toni Edyson bersama sejumlah sopir bus lainnya mengikuti tes urine yang diadakan oleh Badan Narkotika Provinsi (BNP) DKI, Polrestro Jakarta Selatan, dan Dinas Perhubungan DKI, Rabu (24/9). Tes urine digelar bagi sopir bus yang akan berangkat membawa pemudik di Terminal Lebakbulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
 
Puluhan sopir bus diminta petugas untuk mengikuti tes. Mereka diminta mengisi formulir dan menyerahkan SIM mereka. Ada enam zat narkoba yang diperiksa petugas yakni heroin, kokain, ganja, zat penenang, sabu-sabu, dan ineks. Pemeriksaan hanya berlangsung sekitar 15 menit per orang. Bagi sopir yang dinyatakan negatif, dipersilakan mengemudi kembali.
 
Toni mengaku tidak mengonsumsi narkoba, namun memakan obat darah tinggi pada Sabtu (20/9) lalu. "Saya tidak pakai narkoba, itu cuma obat dari dokter," ujarnya.
 
Warga Kampung Cibadak, Kayumanis, Bogor itu adalah sopir bus PO Agra Mas jurusan Jakarta-Bogor. Dokter dari BNP DKI, dr Budi Ario, menyatakan urine Toni mengandung benzo diazepin atau zat psikotropika. "Dia bisa saja meleng atau mengantuk saat mengemudi," katanya.

Kepala Terminal AKAP Lebakbulus, Endi Lastion, memerintahkan Edyson untuk tidak mengemudi dan beristirahat selama musik mudik Lebaran tahun ini.
 
Karmita (42), sopir bus PO Primajasa, mengaku terkejut atas digelarnya tes urine tersebut. "Saya kaget, tahu-tahu disuruh. Tahun lalu saya enggak ikut," ujarnya.

Ayah tiga anak itu telah mengemudi bus Primajasa sejak 1996. Dia mengaku tidak pernah mengonsumsi narkoba atau minuman penambah kekuatan. Saat mudik, dia biasa mengemudikan bus ke Bandung pergi-pulang-pergi.

Kepala Pelaksana Harian BNP DKI, Sudirman Aris, mengatakan, tes urine bagi sopir bus ini dilakukan untuk menekan angka kecelakaan yang mungkin terjadi akibat pengaruh obat-obatan atau narkoba. "Tanggung jawab sopir sangat berat, puluhan nyawa penumpang tergantung kepadanya. Jadi melalui tes urine ini diharapkan sopir bisa lebih hati-hati," ujarnya.
 
Tes serupa akan digelar di semua terminal besar di Ibu Kota hingga Idul Fitri. Jika pengemudi diketahui mengonsumsi narkoba atau obat lainnya, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Dilarang berangkat
 
Dari hasil uji kelayakan kendaraan angkutan mudik Lebaran yang dilakukan tim Dishub di Terminal Pulogadung, Rabu (24/9) siang, bus PR jurusan Jakarta-Bengkulu dinyatakan tidak boleh diberangkatkan.
 
Dari hasil pemeriksaan uji kelayakan, bus PR tidak lulus uji karena kaca depan bus retak-retak dan nyaris pecah. "Prinsipnya setiap bus yang mau berangkat akan menjalani pemeriksaan oleh petugas," kata Pardjiman, Kepala Terminal Bus AKAP Pulogadung.
 
Uji kelayakan meliputi pemeriksaan gas, rem, ban, kilometer, lampu, kaca, badan mobil, dan surat kendaraan. Sementara itu situasi arus mudik di Terminal Pulogadung kemarin masih sepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com