Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerbong Wanita dan Anak sampai Dijebol

Kompas.com - 06/10/2008, 12:08 WIB

 

 

 

 

 

Yogyakarta, Kompas - Kereta api ekonomi masih menjadi primadona angkutan Lebaran bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.

Puncak arus balik dengan moda transportasi kereta api ekonomi dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta terjadi pada Sabtu (4/10) dan Minggu (5/10). Jumlah penumpang mencapai lebih dari 4.000 orang per hari.

Padatnya jumlah penumpang juga menumbuhkan beberapa aksi anarkis. Di Stasiun Lempuyangan, petugas kewalahan mengamankan gerbong kereta api ekonomi yang dikhususkan bagi ibu menyusui, anak, dan lansia.

Penumpang yang tidak terangkut lalu menjebol gembok pintu supaya bisa masuk ke gerbong khusus tersebut. Akibatnya, gerbong khusus pun tidak bisa efisien diberlakukan dan kembali bercampur dengan penumpang lain.

Bandel

Kepala Stasiun Lempuyangan Djuhandri mengaku kewalahan untuk mengatur luapan pemudik arus balik. Beberapa penumpang bahkan nekat berdiri di lokomotif kereta api dan melawan petugas keamanan ketika akan ditertibkan.

"Mereka meminta jaminan bakal bisa terangkut jika diminta turun. Begitu kereta api berangkat, biasanya penumpang tetap saja membandel naik di lokomotif," tutur Djuhandri kepada pers kemarin.

Keberadaan penumpang di lokomotif, menurut Djuhandri, akan membahayakan keselamatan penumpang lain.

Pandangan mata masinis bisa terhalangi, merusak mesin, dan rawan kebakaran karena dekat dengan bahan bakar. Sesaknya kereta api juga menyebabkan penumpang berdiri, baik di sambungan kereta api maupun di gerbong barang.

"Terpaksa karena tidak ada tempat lain," kata penumpang Kereta Api Lodaya, Indra.

Pada puncak arus balik mudik, PT Kereta Api juga memberlakukan dua kereta api tambahan menuju ke Jakarta, satu kereta api tambahan ke Bandung, dan satu kereta api ke Surabaya.

Berbeda dengan angkutan bus yang mengalami penurunan, jumlah penumpang kereta api tahun ini justru naik cukup signifikan hingga 30 persen dibanding tahun 2007. "Penumpang kereta api terus melonjak pascakenaikan harga bahan bakar minyak," ucap Djuhandri. (WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com