Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre Makan Nasi Bancakan

Kompas.com - 20/01/2009, 14:03 WIB

Piring seng

Di tempat ini nasi dan teh tawar disajikan dalam piring dan cangkir seng yang mengingatkan pada alat makan dari era sebelum tahun 1970-an.

“Zaman dulu, piring dan cangkir seng biasa digunakan. Sekarang sudah sangat jarang,” kata Barna.

Dalam proses memasak pembeli bisa merasakan suasana pedesaan, yaitu pada hawu (tungku) kayu bakar di bagian belakang warung.

Hawu itu bukan sekadar pajangan, tetapi benar-benar digunakan untuk memasak. Tidak heran jika udara di bagian belakang warung terasa panas. Tetapi, jangan khawatir gerah, sebab tempat makan baik lesehan maupun meja kursi pendek berada di bagian depan warung.

Kesan kampung lain timbul dari lukisan dan poster yang tertempel di dinding. Seolah tidak mengindahkan keserasian, lukisan pemandangan pedesaan dipasang selang-seling dengan aneka poster grup band, seperti Rolling Stone, The Beatles, juga Peterpan. Ada juga poster bintang India Shahrukh Khan dan Kajool. Bahkan, di bagian dinding lain terdapat gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pemasangan gambar yang campur aduk ini lazim ditemui di rumah-rumah pedesaan.

Harga

O’om dan Barna mematok harga mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 7.000 untuk setiap jenis masakan. Tidak heran jika dengan Rp 15.000 pembeli sudah bisa menikmati nasi plus lauk lebih dari satu jenis.

“Sasaran kami memang kalangan menengah ke bawah. Kalau perlu, tukang becak pun bisa makan di sini,” kata Barna yang dalam bekerja selalu mengenakan pakaian hitam-hitam khas Sunda.

Namun, bentuk dan ukuran bangunan membuat keinginan Barna tidak terpenuhi. “Sebelum digunakan Nasi Bancakan, bangunan ini dipakai untuk bistro. Inginnya sih bangunan dibikin seperti saung-saung. Tetapi, itu perlu biaya besar dan kami pun hanya mengontrak atas kebaikan pemiliknya,” kata Barna.

Alhasil, alih-alih dikunjungi masyarakat kelas bawah, Warung Nasi Bancakan justru sering didatangi para konsumen bermobil, bahkan artis dan pejabat.

Di pintu masuk Nasi Bancakan terpasang foto Barna dengan sejumlah artis, seperti Ayu Azhari, Luna Maya, dan artis yang kini jadi Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf. Pelatih sepak bola nasional, Rahmad Darmawan, pun mengaku menyukai hidangan Nasi Bancakan.

Padahal, usia Warung Nasi Bancakan masih tergolong muda karena baru dibuka 17 Oktober 2007. “Alhamdullilah usaha kami lancar. Selain orang Bandung, banyak pembeli yang berasal dari luar kota. Ada yang tahu Nasi Bancakan dari media massa, ada juga yang datang ke Nasi Bancakan karena informasi dari teman yang sudah lebih dulu makan di sini,” kata Barna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com