Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ryan Membunuh karena Bisikan Gaib

Kompas.com - 13/02/2009, 09:55 WIB

JAKARTA, JUMAT — Di buku The Untold Story of Ryan  juga diceritakan hubungan Ryan dengan para pria yang di kemudian hari membuat Ryan dijuluki pelaku pembunuhan berantai. Salah satu pria itu adalah Guruh alias Guntur yang dikenalnya di Surabaya.

Mereka menjadi dekat ketika Guruh putus hubungan dengan pacarnya yang seorang waria. Guruh yang patah hati berniat menenangkan diri ke Bali. Namun, Ryan mencegah dan mengajak Guruh ke rumahnya di Desa Jatiwates, Tembalang, Jombang.

Guruh malah minta izin menginap di rumah Ryan. Tengah malam, Guruh membangunkan Ryan dan minta diantar ke kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi, menurut Ryan, ia mendapat bisikan gaib yang isinya perintah untuk menghabisi Guruh.

Akhirnya, malam itu menjadi malam pertama sekaligus malam terakhir Guruh menginap di rumah Ryan. "Shock, bingung, dan segala perasaan bercampur aduk menjadi satu. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Keringatku terasa sangat dingin. Kakiku lemas. Ya Allah, apa yang telah aku lakukan?" tulis Ryan.

Ryan lalu menguburkan mayat Guruh di belakang rumahnya. Perlahan-lahan, Ryan mampu mengusir rasa takut bakal masuk penjara karena melakukan pembunuhan.

Suatu hari, Agustinus mengunjungi Ryan yang sendirian di rumah karena orangtuanya pergi ke luar kota. Agustinus adalah teman baik Ryan yang orientasi seksualnya sama dengan Ryan. Ketika mereka ngobrol, Agustinus ditelepon seseorang. Menurut Ryan, Agustinus lalu mengatakan bahwa si penelepon baru saja memberi tahu bahwa pacarnya telah direbut Ryan.

Agustinus marah dan memaki-maki Ryan. Keduanya kemudian berkelahi. Dalam perkelahian itu, Agustinus tewas. Jasad Agustinus dikubur di dekat kuburan Guruh.

Tiga korban lainnya, juga dari kalangan gay, dihabisi karena Ryan tersinggung dengan ucapan mereka. Korban ketiga, Asrori alias Aldo, dihabisi karena—di pertemuan pertama—menganggap Ryan bisa dibayar. "Ryan, kamu kan kucing. Berapa aku harus bayar kalau aku pengen pakai kamu?" tulis Ryan mengutip ucapan Aldo.

Ryan mengakui dirinya gay. Namun, ia tak menukar tubuhnya dengan uang. Dia juga mengaku jijik berganti-ganti pasangan.

Ryan juga mengaku menghabisi Grady Glan Adam, pesinetron yang juga VJ televisi Singapura. Mereka berkenalan dalam suatu fashion show di Malang. Grady dihabisi di rumah Ryan tanpa alasan yang jelas. Menurut Ryan, dia sempat kehilangan kesadaran. Ketika kesadarannya pulih, ia mendapati Grady telah tewas.

Ryan juga mengakui membunuh Nanik, temannya di pusat kebugaran di Jombang, dan Silvia, putri Nanik. Ibu muda tersebut dihabisi karena mencemooh Ryan yang tak mau menggaulinya. "Dasar banci, mau diajak enak kok enggak mau," tulis Ryan mengutip ucapan Nanik, sementara Silvia dihabisi karena memergoki Ryan menghabisi ibunya.

Korban berikutnya adalah Ariel Sitanggang yang mengaku sangat mencintai Ryan. Bahkan, tulis Ryan, Ariel mengajaknya menikah di Belanda (Pemerintah Belanda mengizinkan pernikahan sejenis). Ariel dihabisi karena mendesak Ryan jadi pacarnya.

Saat Ryan mengubur jasad Ariel di halaman belakang rumahnya, Vincent—teman baik Ryan—muncul. Tak mau mengambil risiko karena perbuatannya dipergoki, Ryan pun mengejar dan menghabisi Vincent.

Selama hampir setahun, pembunuhan-pembunuhan itu terkubur rapat. Namun, pada Juli 2008, para korban tersebut ditemukan polisi melalui penggalian di halaman belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates. Ryan pun meringkuk di balik jeruji besi dan kini menghadapi persidangan. (Warta Kota/Dodi Hasanudin/ Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com