Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es dan Angin Kencang di Sebagian Jakarta

Kompas.com - 16/03/2009, 05:30 WIB
 

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian wilayah Jakarta Selatan, Tangerang, dan Depok pada Minggu (15/3) sekitar pukul 14.30-15.00 dilanda hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Fenomena cuaca ini didahului dengan hujan lebat disertai hujan es, lalu angin kencang.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa alam yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan pertanda peralihan musim hujan ke musim kemarau itu.

Pohon-pohon dan baliho bertumbangan di tiga kawasan tersebut. Kabel listrik di kawasan Pondok Betung dan Pamulang, Tangerang Selatan, putus dan menjuntai ke jalan sehingga warga menutup jalan agar tak menimbulkan korban. Genangan air bermunculan di beberapa tempat dan menyebabkan lalu lintas tersendat.

Aliran listrik di wilayah Ulujami, Jakarta Selatan, hingga Pondok Betung dan Pondok Aren di Kota Tangerang Selatan sampai semalam pukul 20.30 masih padam.

Angin kencang juga mengakibatkan kaca-kaca bagian depan Summarecon Mal Serpong pecah. Meja dan kursi milik gerai Starbucks di bagian depan mal beterbangan. Pohon-pohon di area parkir tumbang. ”Laporan yang sampai kepada saya, pengunjung mal yang sedang duduk di luar akhirnya berlarian masuk ke dalam mal, tetapi angin kencang tidak lama,” ungkap General Manager Communication Summarecon Group Cut Muetia.

Sebuah pohon mangga besar milik Haji Ifansyam di Jalan Widar V-D Nomor 2 Perumahan Bumi Perumnas Kelapa Dua, Tangerang, roboh, lalu menimpa sebuah sedan Peugeot yang diparkir di tepi jalan di depan rumah. Menurut Mulyani, warga perumahan tersebut, beberapa genteng rumah di RT 05 RW 08 terbang disapu angin.

Warga ketakutan

Munculnya angin ribut dan petir, disertai hujan es, membuat warga di Tangerang ketakutan. Mulyani sekeluarga sampai berulang kali mengucap istigfar karena melihat langit gelap dan angin kencang.

”Baru pertama kali terjadi ada hujan es dan angin ribut seperti ini. Suara es jatuh di atap membuat panik semua keluarga saya. Apalagi karena terbawa angin kencang, air hujan pun masuk ke dalam rumah meski semua pintu dan jendela ditutup. Sebagian genteng sepertinya lepas juga,” kata Yanto (45), warga RT 3 RW 1, Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang, kemarin.

Menurut Yanto, pagar setinggi 2 meter pun sampai roboh. Padahal, hujan hanya terjadi sebentar, sekitar pukul 14.30-15.00. Hujan disertai angin ribut terjadi selama 10-15 menit, selebihnya hanya hujan yang tidak terlalu lebat. Namun, dampaknya cukup dahsyat.

Jalan di sepanjang Kelurahan Pondok Betung hingga Jalan Wijaya Kusuma, Jalan M Saidi Raya, dan Jalan Damai, Jakarta Selatan, Minggu sore, terlihat penuh dengan batang pohon serta daun yang berserakan. Saat hujan mendera, warga juga mendengar suara letusan kecil yang kemungkinan berasal dari gardu listrik. Sesaat kemudian, aliran listrik terputus.

Sebuah pohon roboh menimpa warung kopi di depan Masjid Ar-Rayan, Pondok Betung. Kios penjual tanaman di dekat pohon yang roboh tampak porak-poranda dan kabel listrik jatuh menjuntai.

Kondisi sebagian Jalan Raya Ciputat juga porak-poranda. Banyak papan iklan atau baliho roboh. Papan tulisan di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di sana juga berjatuhan diterpa angin.

Berdasarkan data dari Traffic Management Centre Kepolisian Daerah Metro Jaya, hujan es dan petir serta pohon-pohon berbagai ukuran yang bertumbangan terjadi di Ciputat, Depok, dan Serpong. Di Pamulang dekat Universitas Islam Negeri, baliho berukuran 3 meter x 5 meter jatuh terempas.

Akibat cuaca buruk ini, arus lalu lintas dari arah Ciputat menuju Lebak Bulus padat, apalagi ada beberapa genangan di sekitar Lebak Bulus.

Di Jakarta Selatan, kata Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan Heru Bambang Ermanto, sebanyak tiga pohon dengan diameter antara 40 sentimeter dan 60 sentimeter tumbang. Pohon petai cina tumbang di Jalan Muhi Raya, Kebayoran Lama, dan pohon kiara payung juga tumbang menutup jalanan di Pondok Indah. Adapun pohon tanjung besar yang tumbuh di dekat Kantor Kecamatan Pesanggrahan tumbang karena tak mampu menahan angin kencang.

”Secepat mungkin petugas kami membersihkan pohon yang tumbang dan patah rantingnya sehingga tak menghalangi arus lalu lintas,” ujar Heru.

Berpotensi berulang

Menanggapi kejadian alam itu, Kepala Bidang Analisa Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG Soetamto menyatakan, hujan deras disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai 60 kilometer per jam dan petir yang menyambar-nyambar tersebut merupakan dampak pergeseran masa puncak musim hujan ke musim kemarau.

”Sekarang ini masih menyisakan sedikit massa uap air. Udara cerah pagi hingga siang menyebabkan radiasi matahari optimal dan suhu di darat menjadi cepat naik sehingga kemudian menarik massa uap air menjadi awan,” kata Soetamto.

Hingga memasuki musim kemarau April-Mei 2009, fenomena seperti ini memiliki potensi berulang dan menimbulkan ancaman pohon tumbang.

Keterangan senada diberikan Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Kukuh Ribudiyanto yang dihubungi secara terpisah. Kukuh mengatakan, hujan lebat, angin, dan petir ini terjadi karena kondisi awan didominasi awan-awan menjulang atau cumulus nimbus (Cb).

”Awan-awan menjulang ini terbentuk karena belum maksimalnya uap air yang terkumpul dan dipicu pemanasan oleh matahari yang tidak homogen atau merata di permukaan bumi. Oleh karena itu, hujan seperti ini selalu terjadi setelah tengah hari. Antara pagi hingga tengah hari itu biasanya cuaca panas terik,” kata Kukuh.

Menurut Kukuh, awan-awan menjulang memiliki kecenderungan akan turun menjadi hujan lebat yang selalu disertai angin ribut serta petir menyambar dan juga ada kemungkinan muncul hujan es. Hujan lebat tidak akan terjadi terlalu lama, biasanya rata-rata kurang dari satu jam. (NAW/PIN/NEL/TRI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com