Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Aceh Timur, Dua Kali Seminggu Ganja Ditemukan

Kompas.com - 18/03/2009, 18:25 WIB

ACEH TIMUR, KOMPAS.com — Ganja di Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, bukan hal aneh. Kepolisian Resort Aceh Timur rata-rata menemukan ganja dua kali dalam seminggu, baik yang diedarkan, maupun di ladang. Pola pikir pragmatis menjadi pemicu maraknya peredaran ganja di tengah masyarakat.

"Mereka ingin cepat dapat uang banyak tanpa mempertimbangkan dari mana mereka mendapatkannya. Berkali-kali mereka berhadapan dengan hukum, tetapi belum juga jera," tutur Kepala Polres Aceh Timur Ajun Komisaris Besar Ridwan Usman, Rabu (18/3) di Aceh Timur.

Ridwan mengatakan, mereka yang mengedarkan ganja ini umumnya petani dan warga tanpa pekerjaan tetap atau mocok-mocok. Adapun pasar utama ganja Aceh Timur ini adalah Medan, Sumatera Utara, yang selanjutnya dipasarkan oleh pembeli ke provinsi lain. Kasus terakhir yang diungkap polisi terjadi pada Rabu (18/3) dini hari pukul 03.00.

Polisi memergoki lima warga yang membawa ganja seberat satu kilogram di Desa Ketapang Mameh, Kecamatan Idi Rayeuk. Pengungkapan ini berdasarkan informasi warga kepada kepolisian. Polisi menahan lima warga yang ditetapkan sebagai tersangka antara lain berinisial Sfr (22), Jln (35), Hsn (51), Smd (51), dan Zfr (33).

Akumulasi

Dari awal tahun hingga Maret ini, Polres Aceh Timur telah menangani 21 kasus tangkapan ganja. Hasil tangkapan ini bervariasi antara satu amp (amplop) sampai 30 kilogram. Adapun temuan ladang ganja dalam kurun waktu yang sama ada dua tempat seluas empat hektar. Tempat ini saling berdekatan satu sama lain. Demikian dikatakannya.

Kasus terbesar yang pernah ditangani Polres Aceh Timur terjadi pada saat petugas menggagalkan penjualan ganja seberat 800 kilogram. Ganja yang dimuat dalam truk boks ini rencananya dijual ke Malaysia melalui pelabuhan tradisional. Pesisir pantai Aceh Timur memang memungkinkan menjadi jalur perdagangan ilegal.

Di pesisir sepanjang sekitar 100 kilometer ini terdapat sedikitnya lima pelabuhan tradisional. Dari seluruh pelabuhan ini, baru satu yang terdaftar resmi di Departemen Perhubungan.

Meski begitu, Kepala Unit Narkoba Polres Aceh Timur Bripka Zulkahar mengatakan, peredaran paling banyak melalui jalur darat. Untuk meminimalkan peredaran ganja, Polres Aceh Timur selalu menggelar razia rutin di jalan utama wilayah ini di ruas jalan yang mencurigakan.

Beragam pendekatan kepolisian mulai dilakukan kepada warga. Polres Aceh Timur pernah mencoba merangsang warga agar beralih bertanam tanaman yang produktif dengan memberi bantuan benih jagung. Akan tetapi, upaya ini belum banyak membuahkan hasil karena petani terbentur kelangkaan pupuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com