Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dita, di Manakah Kau Berada?

Kompas.com - 01/04/2009, 05:08 WIB
Mulyawan Karim

Selasa (31/3) siang di sebuah tempat pengungsian korban bencana Situ Gintung, Ny Farida Sulistianingsih (24) terkulai di kasur tipis yang terhampar di lantai. Di sampingnya, di antara barang-barangnya yang masih tersisa, terdapat pigura berisi foto Anindita Naswa Hapsari, bayi yang kini berusia 10 bulan. Anindita atau Dita adalah anak pertama Farida, hasil perkawinannya dengan Fahruroji (25), laki-laki yang menikahinya hampir dua tahun lalu.

Cici, begitu Farida menyebut nama panggilannya, adalah salah seorang dari 50 lebih korban jebolnya tanggul Situ Gintung yang terpaksa menjadikan bangsal di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Ciputat itu sebagai tempat berteduh sementara. Rumahnya di Kampung Gintung, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, sudah luluh lantak diterjang air bah Situ Gintung.

”Dita belum ditemukan,” kata Cici lirih sambil menggapai pigura foto di samping kasur, dekat bantalnya. ”Moga-moga saja ia selamat dan bisa ditemukan dalam keadaan sehat,” lanjut ibu muda itu sambil memperlihatkan gambar anak semata wayangnya.

Jumat malam itu, saat air bah menerjang rumah yang ditinggali pasangan muda Cici-Fahruroji, Dita terlepas dari pelukan ayahnya. Fahruroji yang mencoba menyelamatkan bayinya hanyut terbawa arus deras air limpasan dari Situ Gintung.

Usaha pencarian korban yang hilang sudah memasuki hari kelima sejak tanggul Situ Gintung rontok, Jumat dini hari, pekan lalu. Artinya, kemungkinan masih bisa ditemukannya korban hilang dalam keadaan hidup makin tipis. Namun, Cici mengaku masih bisa berharap karena ia mendengar kabar ada bayi korban lain yang sudah ditemukan dalam keadaan hidup.

”Kalaupun Dita sudah tidak ada, saya ingin sekali melihat jenazahnya,” kata Cici lagi terbata-bata. Matanya mulai berkaca-kaca. Pigura foto ia dekap makin erat.

”Kejadiannya begitu cepat. Malam itu saya tidur di kamar bersama Dita dan ibu saya yang kebetulan datang menginap. Suami saya tidur di ruang depan. Saya sempat mendengar suara bergemuruh. Dalam sekejap, bagian dalam rumah kami sudah digenangi air warna coklat kehitaman,” Cici menceritakan pengalamannya malam itu.

Masih kata Cici, anak kesayangannya itu awalnya digendong ibunya, tetapi kemudian diserahkan kepada Fahruroji untuk diselamatkan. Namun, mereka semua akhirnya tak sanggup bertahan dan hanyut.

Cici tak hanya kehilangan Dita, buah hatinya. Ibunya dan Fahruroji, yang juga sempat dinyatakan hilang, bahkan sudah ditemukan tewas. ”Saya di sini untuk menunggu Dita. Hanya itu saja. Ibu dan suami saya, kan, sudah tidak ada.”

Lelah jadi tontonan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com