Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Dilakukan di Darat dan Sungai

Kompas.com - 01/04/2009, 05:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesibukan masih terjadi di Situ Gintung, tepatnya di sekitar Kampus STIE Ahmad Dahlan, Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (31/3). Alat-alat berat beroperasi mengeruk reruntuhan di permukiman dan badan Kali Pesanggrahan.

Pencarian jenazah korban jebolnya tanggul Situ Gintung dilakukan di darat dan di sungai menggunakan perahu karet.

”Ditemukan satu lagi korban tewas pada Selasa siang. Korban berjenis kelamin perempuan, tetapi belum bisa diidentifikasi karena sudah membusuk. Saat ini total terdapat 99 korban tewas. Namun, untuk jumlah orang hilang, kami belum bisa memastikan,” kata Suyatno, Koordinator Tim SAR Situ Gintung, Selasa.

Korban tewas tersebut ditemukan di wilayah RT 03 RW 07, Poncol. Seusai jenazah perempuan itu ditemukan, hujan deras mengguyur kawasan Situ Gintung hingga ke Cipulir, Jakarta Selatan. Tim SAR pun menghentikan pencarian tepat pukul 15.00. Selain hujan yang nyaris setiap hari datang mengguyur, pencarian korban tewas dan hilang terhambat tebalnya lapisan lumpur, rumpun-rumpun bambu yang roboh, dan gunungan tumpukan sampah.

Wawan Purwana, Ketua Kapinis Indonesia yang juga Ketua Gabungan Pemuda Untukmu Bangsa, Disaster, Rescue, and Recovery Activity (Gada Musa Discovery), mengatakan, kemungkinan besar korban tewas yang belum ditemukan karena hanyut di Kali Pesanggrahan.

”Ada juga kemungkinan yang lebih realistis, yaitu korban tersangkut di gorong-gorong di permukiman yang bersebelahan dengan aliran sungai atau tertimbun sampah, baik di reruntuhan maupun di badan sungai. Untuk itu penyusuran di kanan kiri badan sungai dan di kalinya sendiri dengan perahu karet harus terus dilakukan,” kata Wawan.

Suyatno mengatakan, sesuai peraturan yang berlaku, operasi SAR akan terus dilakukan hingga H+7 pascajebolnya tanggul Situ Gintung dan masih dapat diperpanjang lagi. Penelusuran di badan sungai dipastikan akan tetap dilakukan.

Desinfektan

Untuk mencegah penyebaran penyakit, petugas dari Departemen Kesehatan dan dinas kesehatan setempat menyemprotkan obat antikuman (desinfektan). Sedikitnya disediakan 40 tabung desinfektan yang disemprotkan di wilayah RT 01, 03, 04 di RW 08 dan di sekitar Kampung Gintung, serta di Perum Pratama Hills.

”Bau busuk sampah maupun bangkai binatang berada di mana-mana. Warga yang sudah kembali ke rumah maupun masih di pengungsian bisa makin terancam karena keberadaan sumber penyakit ini. Untuk itu, secara bergilir, setiap kawasan yang terkena musibah akan disemprot,” kata Asep, salah satu petugas penyemprotan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com