Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Baku Kayu Makin Sulit

Kompas.com - 20/05/2009, 21:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kayu berkualitas baik untuk bahan baku furnitur saat ini sulit diperoleh dan harganya sangat mahal. Sehingga, harga produk furnitur juga ikut naik.
    
Ketua Asosiasi Furnitur dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Ambar Cahyono, di Jakarta, Rabu (20/5), mengatakan, kayu yang sangat sulit diperoleh terutama kayu jati yang hingga saat ini masih menjadi produk monopoli Departemen Kehutanan dan lembaga terkait lainnya. "Karena jumlahnya terbatas sehingga harganya menjadi mahal," katanya.
    
Ia mengimbau kepada pemerintah untuk memperhatikan produsen furnitur dengan menurunkan harga kayu, agar pasar furnitur bisa lebih bergairah.
    
Ia juga menyarankan kepada produsen furnitur agar tidak tergantung pada kayu jati dan mulai mengalihkan pada kayu lainnya. "Kayu lainnya juga baik jika diproduksi secara baik," katanya.
    
Supervisor Marketing Alliyya Furniture, Christanto, di Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini sulit mendapatkan kayu berkualitas baik untuk bahan baku furnitur, kalaupun ada harganya mahal.
    
Menyikapi kondisi tersebut, ia memilih membatasi produksi dan mengutamakan melayani pesanan.  "Karena bahan baku kayu sulit diperoleh dan pasarnya sepi, kami memilih melayani pesanan," kata Christanto.
    
Dijelaskannya, pesanan yang dilayani Alliyya Furniture sebagian besar perseorangan pada saat pameran maupun melalui website dan jumlahnya tidak banyak. "Kami hanya memproduksi puluhan unit lemari dan tempat tidur serta kursi tamu dan meja makan yang menggunakan bahan baku kayu jati," katanya.
    
Produk-produk furnitur tersebut dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 5 juta hingga puluhan juta. Karena pasarnya sepi, kata dia, Alliyya Furniture juga tidak memproduksi untuk stok tapi hanya memproduksi beberapa unit saja untuk dipertunjukkan pada saat pameran.  "Kalau furnitur yang didisplai di lokasi pameran terjual, baru kami memproduksi lagi," katanya.
    
Bagian Produksi Citra Artistik Furniture, Wiwiet, juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan kayu untuk bahan baku furnitur dan harganya mahal.
    
Menurut dia, Citra Artistik Furniture menggunakan bahan baku kayu jati dan mahoni yang diperoleh dari Jawa serta tiger yang diperoleh dari Sulawesi.
    
Ia juga pernah menggunakan kayu nyantoh dari Kalimantan, tapi karena sulit diperoleh, sehingga saat ini tidak lagi menggunakan kayu tersebut.
    
Kayu jati, mahoni, dan tiger digunakan sebagai bahan baku lemari, kursi tamu, meja makan, tempat tidur, dan interior. "Dalam satu bulan kami hanya memproduksi sekitar 10 hingga 15 set kursi tamu atau meja makan, berdasarkan pesanan," katanya.
    
Karena harganya mahal dan pasarnya sepi, kata dia, Citra Artistik Furnitur tidak mau memproduksi untuk stok. "Kalau memproduksi untuk stok modalnya tidak berputar, padahal kami masih butuh modal untuk melayani pesanan," kata Wiwit yang memasarkan produknya dari pameran ke pameran.
    
    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com