Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL Masih Patroli di Ambalat

Kompas.com - 28/05/2009, 19:09 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com — Sebanyak tujuh kapal perang milik TNI Angkatan Laut masih berpatroli di perairan Ambalat, Laut Sulawesi, Indonesia. Kesiagaan tempur itu untuk mencegah provokasi oleh kapal-kapal dan pesawat-pesawat milik Angkatan Tentara Malaysia yang kedapatan beberapa kali memasuki wilayah kedaulatan Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letnan Kolonel Laut (KH) Tony Saiful mengatakan itu di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/5).

Kondisi di perairan Ambalat yang diklaim sepihak oleh Malaysia, menurut Tony, sempat tegang beberapa hari ini. "Namun, kini mereda sebab kapal-kapal Malaysia sudah kami usir kembali ke wilayah mereka," katanya saat dihubungi dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Tony menjelaskan, Minggu lalu, KRI Untung Surapati-872 dan KRI Hasanuddin-366 mengusir KD Baung-3509 milik Tentara Laut Diraja Malaysia dari perairan Indonesia. Selain itu, keduanya mendeteksi satu helikopter Malaysian Maritime Enforcement Agency dan satu pesawat Beechcraft jenis intai maritim yang masuk sejauh 40 mil laut ke wilayah udara Indonesia.

Pada Senin pagi, KRI Untung Suropati-872 memergoki KD YU-3508 masuk 12 mil laut ke wilayah Indonesia di perairan Kabupaten Nunukan, Kaltim. TNI AL mencatat Malaysia telah sembilan kali masuk ke wilayah Indonesia sejak Januari 2009. "Malaysia mengklaim secara sepihak wilayah Ambalat di Indonesia sebagai bagian dari wilayah mereka," katanya.

Tony mengatakan, masuknya kapal dan pesawat Malaysia di perairan Ambalat terus dilaporkan kepada Departemen Pertahanan melalui Markas Besar TNI. "Protes kepada Malaysia pasti dilakukan, tetapi itu bidangnya Departemen Luar Negeri," katanya.

Sebanyak tujuh kapal perang TNI AL yang siap tempur itu, lanjut Tony, tergabung dalam satu gugus tugas yang ditunjuk oleh Panglima Koarmatim. Ketujuh kapal itu berkemampuan masing-masing berbeda, seperti pertahanan udara, antikapal perusak, dan antikapal selam. "Sudah menjadi kewajiban TNI AL untuk menjaga dan melindungi perairan kedaulatan NKRI," katanya.

Masuknya kapal dan pesawat Malaysia ke Indonesia, menurut Tony, menunjukkan bukti bahwa Negeri Jiran itu tak menghormati Konvensi PPB tentang Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982. Konvensi itu mengatur hak dan kewenangan suatu negara atas wilayah lautnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com