Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadisme Seksual, Bisakah Disembuhkan?

Kompas.com - 29/06/2009, 10:16 WIB

Saya ibu dari anak perempuan yang berumur 29 tahun. Dia sudah dua tahun menikah, tetapi belum hamil. Waktu saya tanya, "Kok belum hamil?" Dia hanya menangis. Saya curiga ada sesuatu yang dia sembunyikan dari saya.

Beberapa hari lalu secara tidak sengaja saya melihat di pahanya ada beberapa tanda biru seperti benturan dan ada bekas gigitan. Waktu saya tanya, anak saya mengaku dicubiti dan digigit oleh suaminya.

Saya gemetar mendengar ceritanya. Suaminya selalu mencubit dan menggigit setiap mau berhubungan seks. Kalau bukan di paha, ya di bagian payudara. Kalau anak saya teriak, dia menghentikan siksaannya, baru melakukan hubungan seks.

Terus terang, masalah ini saya tanyakan setelah menyaksikan tayangan di televisi tentang Manohara yang mendapat siksaan dari suaminya, Pangeran Malaysia. Walaupun anak saya tidak disiksa sesadis Manohara, dia sangat menderita. Karena merasa sakit akibat cubitan dan gigitan, anak saya selalu menolak berhubungan seks. Hanya beberapa hari setelah menikah, ia mau berhubungan seks. Waktu itu cubitan dan gigitan sang suami tidak sekeras setelahnya. Anak saya mengatakan sudah tidak tahan, ingin cerai saja.

Pertanyaan saya, apakah suami anak saya mengalami kelainan? Apa bisa disembuhkan? Kalau bisa, perlu waktu berapa lama? Apa yang harus dilakukan oleh anak saya sebagai istri?

Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu anak saya? Saya sungguh tidak menyangka menantu saya melakukan perbuatan itu karena dia tampak sopan dan baik
I S, Banten

Penyimpangan seksual
Membaca surat Anda, saya yakin suami anak Anda mengalami penyimpangan seksual atau paraphilia yang disebut sadisme. Orang yang mengalami sadisme baru terangsang secara seksual setelah menyakiti lawan jenisnya.

Dia harus melakukan kekerasan lebih dulu terhadap lawan jenis dengan cara yang disukai. Dengan menyakiti, dia akan terangsang, lalu mampu melakukan hubungan seksual. Tanpa didahului dengan menyakiti, dia tak akan terangsang.

Anak Anda disakiti dengan cara dicubiti (sampai berbekas biru) dan digigit. Dibandingkan dengan Manohara, siksaan ini tergolong jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Namun, bukan berarti anak Anda harus merelakan diri disakiti terus seumur hidup.

Mudah dimengerti mengapa anak Anda sangat menderita, bahkan mengancam minta cerai. Pertama, cubitan dan gigitan itu sudah cukup menyakitkan, apalagi tanpa alasan jelas. Kedua, anak Anda pasti tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan baik dan menyenangkan karena siksaan itu pasti menghambat dorongan seksualnya. Ketiga, kehamilan yang umumnya diharapkan oleh setiap orang yang menikah sulit menjadi kenyataan.

Kasus sadisme memang tidak banyak terungkap. Karena itu, di mana pun hanya sedikit yang tercatat. Saya tidak tahu apakah kenyataannya lebih banyak atau tidak. Yang pasti, kalau pasangan yang mengalami siksaan tidak melaporkan peristiwa yang dialaminya, tentu penyimpangan seksual itu tidak terungkap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com