Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah 75 Poin Pascaledakan di Kuningan

Kompas.com - 17/07/2009, 09:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (17/7) pagi, turun tajam sebesar 75 poin karena aksi lepas rupiah, setelah terjadi ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun menjadi Rp 10.165-Rp 10.175 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya, Rp 10.090-Rp 10.105.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, ledakan bom yang menimbulkan korban jiwa itu diharapkan tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap investor asing yang akan masuk ke pasar domestik. Ia mengatakan, investor asing diharapkan akan meningkatkan investasi di dalam negeri dalam upaya mendorong ekonomi nasional agar pertumbuhannya bisa lebih tinggi.

"Kami optimistis ini hanya bersifat temporary (sementara), meski berpengaruh terhadap pasar uang, khususnya rupiah," ucapnya. Menurut dia, ledakan bom itu jadi terapi bagi calon pemerintahan baru yang sedang menyusun kabinet baru.

Ia mengatakan, rupiah diperkirakan tidak akan bergerak jauh dari kisaran antara Rp 10.000 dan Rp 10.200 per dollar AS karena Bank Indonesia (BI) akan tetap berada di pasar, memantau pergerakannya. BI juga sebelumnya masuk pasar melihat kenaikan rupiah yang terlalu cepat dan dikhawatirkan tidak menguntungkan bagi produk ekspor para eksportir. Lebih dari itu, ia juga mengatakan, harga komoditas di pasar ekspor cenderung menurun karena berbagai negara mengurangi aksi beli di pasar.

Investor asing, menurut dia, akan tetap bermain di pasar domestik karena Indonesia tetap merupakan pasar yang lebih menarik dibanding negara Asia lainnya, apalagi investor asing telah menyatakan kesiapannya untuk masuk ke Indonesia, setelah pemilu presiden yang berlangsung aman, damai, dan lancar. Kehadiran investor asing di dalam negeri, lanjut dia, sangat dibutuhkan untuk memicu ekonomi, dengan tingkat pertumbuhan investasi itu minimal diharapkan bisa mencapai tujuh persen.

"Dengan tinggi investasi pada level tersebut, maka ekonomi akan tumbuh lebih cepat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com