Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Mega Kuningan Bisa Membuat Risiko Investasi Membesar

Kompas.com - 20/07/2009, 08:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi bom JW Marriot dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada 17 Juli yang mendapat sorotan internasional, diharapkan tidak membuat risiko investasi (country risk) Indonesia bertambah besar. Kemungkinan country risk naik itu terbuka, namun peluangnya relatif kecil.
    
Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia, Haryajid Ramelan di Jakarta akhir pekan lalu (18/7) mengatakan, kemungkian kenaikan country risk itu ada, misalnya investor masih merasakan ketidakpastian sehingga mereka dalam berinvestasi masih menunggu perkembangan (wait and see) dampak dari kejadian bom.
    
Apalagi, katanya, kejadian bom itu berulang terjadi di tempat yang sama. Sebagaimana diketahui pada 2003 lalu, hotel JW Marriott juga diserang bom oleh teroris dan itu juga menimbulkan korban nyawa manusia yang tak berdosa.
    
Meski begitu, dia optimistis peluang country risk Indonesia naik relatif kecil. pasalnya pemerintah akan mampu meyakinkan dan memulihkan kepercayaan pasar.
    
"Asal saja pemerintah mampu meyakinkan investor, bahwa kejadian bom itu tidak terkait dengan faktor politik dalam negeri, melainkan hanya ulah teroris," kata Haryajid  Ramelan.
    
Selain itu, katanya , pemerintah harus mampu meyakinkan bahwa proses demokrasi yang baru saja usai itu berjalan lancar, aman dan adil. "Pemerintah juga harus mampu menangani dengan cepat dampak ledakan bom ini termasuk mengungkap siapa di balik teros keji itu dan memberikan hukuman yang tegas,"tambahnya.

Tergantung pemerintah
    
Hal senada dikatakan Kepala Riset Bhakti Securities, Budi Ruseno. Dia berharap country risk tidak naik, meski ada kejadian bom. Budi Ruseno mengatakan kejadian bom akibat ulah teroris merupakan suatu musibah dan itu bisa terjadi di negara mana pun termasuk di Amerika Serikat yang terkenal sangat ketat mencegah terorisme.
    
Dia mengatakan tinggi rendahnya country risk itu tergantung dari bagaimana pemerintah mampu mengelola manajemennya dengan baik (good governance), akuntabilitas, dan transparansi keuangan pemerintah.
    
"Sepanjang pemerintah concern (bertekad melaksanakan, red)  dengan masalah pengelolaan yang baik dan transparan, maka conutry risk tidak akan meningkat,"ujarnya.
    
Dia menilai investor sudah mulai rasional dan dewasa menilai apa yang sebenarnya terjadi. "Buktinya mereka dapat mengendalikan diri dan tidak panik," katanya.
    
Budi mempredikasi indeks saham tetap di kisaran 2000 dan 2150 serta rupiah tetap terjaga pada 10.140 per dolar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com