JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh Indonesia yang tergabung dalam Masyarakat Anti-Kekerasan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk secepat mungkin menangkap serta mengadili pelaku, jaringan, dan otak di belakang aksi pengeboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada Jumat (17/7) pagi.
Tokoh-tokoh tersebut, di antaranya Adnan Buyung Nasution, Anies Baswedan, Goenawan Mohamad, Todung Mulya Lubis, Wimar Witoelar, dan Yenny Wahid.
"Namun, dalam pengusutan atas teror nanti, pemerintah hendaknya selalu mengindahkan hak-hak asasi sesama," ujar Todung ketika membacakan pernyataan sikap, Senin siang di depan Hotel JW Marriott.
Anies mengatakan, "Para pelaku terorisme hanya dapat menghancurkan gedung-gedung, tapi bukan semangat bangsa Indonesia. Kami akan menang dalam memerangi terorisme."
Wimar Witoelar berharap, ke depannya, semua jajaran aparat tidak pernah lagi memberikan kesempatan kepada para pelaku terorisme untuk melakukan aksi kekerasan. "Tackle terorisme hingga ke akar-akarnya," ujar Wimar.
"Aksi terorisme merupakan bukti bahwa masih ada sekelompok kecil masyarakat yang menggunakan kekerasan dalam menyampaikan pesan mereka. Ini adalah PR kita untuk mengampanyekan perdamaian," ujar Yenny Wahid.
Dosen Universitas Paramadina, Bima Arya, mengatakan, kini bukan saatnya bagi semua komponen bangsa untuk saling menyalahkan dan tuduh-menuduh. "Mari bersatu menyelesaikan kasus ini. Tunjukkan Indonesia tidak pernah menyerah pada terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Rosiana Silalahi mengatakan, "Pelaku terorisme pengecut. Mereka berani mati, tapi tidak berani hidup dan menghadapi rakyat Indonesia."
Pada saat yang hampir bersamaan, massa yang terdiri atas kelompok-kelompok agama di Indonesia melakukan doa bersama di lobi Apartemen Bellagio. Seusai melakukan doa, mereka bersama-sama melakukan aksi tabur bunga di tempat kejadian perkara ledakan bom yang meluluhlantakkan sebagian area Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.