Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Pengganti Antasari Jangan dari Kejaksaan

Kompas.com - 02/09/2009, 07:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian Corruption Watch (ICW) mengusulkan agar calon pengganti Ketua KPK non aktfi Antasari Azhar tidak berasal dari kejaksaan. Antasari yang mantan jaksa saat ini menunggu proses pengadilan atas kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

"Kita perlu ingatkan Kejaksaan karena mereka mau usulkan orang untuk pengganti Antasari. Pimpinan KPK bukan jatah-jatahan tapi seharusnya (diisi) orang-orang yang berkomitmen," ujar Peneliti Bidang Hukum ICW Febridinansyah di kantor ICW Jakarta, Selasa (1/9).

Dia menjelaskan, KPK dibentuk untuk membersihkan institusi-institusi penegak hukum yang dianggap menyimpang. "Aneh jika (pimpinan KPK) berasal dari Kejaksaan yang Jaksa Agungnya (Hendarman Supandji) kita ragukan komitmennya," tegas dia.

ICW meminta agar Presiden dalam melakukan proses seleksi nama pengganti Antasari tidak melanggar pasal 29, 30, dan 31 UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. "Artinya tidak tiba-tiba keluar nama. Tentu saja butuh waktu tidak sebentar," ucapnya.

Selain itu, lanjut Febri, ICW meminta agar pemimpin baru KPK selanjutnya tidak diseleksi oleh anggota DPR periode 2004-2009 yang kinerjanya selama ini tidak mencerminkan keberpihakan pada pemberantasan korupsi.

Ketika ditanya nama yang pantas sebagai pengganti Antasari, ucapnya, ICW menilai mantan anggota KPK Amin Sunaryadi pantas mendapatkan posisi pimpinan KPK lantaran mempunyai komitmen, kemampuan dalam pemberantasan korupsi. "Beliau sudah membangun KPK dan tahu persis KPK. Tapi, dia disingkirkan secara politik oleh DPR ketika mencalonkan kembali karena dianggap berbahaya oleh DPR," ucapnya.

Namun, tambah Febri, sebenarnya ICW menilai, untuk saat ini tidak terlalu penting mencari pengganti Antasari karena produktivitas KPK meningkat pascaditinggal Antasari. "Penanganan korupsi seperti jalan tol. Kami lihat tidak ada kekosongan dalam KPK seperti yang diperdebatkan karena ada 4 pimpinan lain. Kosong itu nol," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com