Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Lima Mahasiswa Jahit Mulut Mulai Lemas

Kompas.com - 10/11/2009, 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi Injili Arastamar (Setia), Jakarta, yang melakukan aksi mogok makan dengan menjahit mulut, kini tampak mulai lemas.

Aksi untuk memprotes penggusuran kampus Setia itu dilakukan sejak Minggu (8/11) di bagian halaman gedung bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat di Jalan S Parman, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Kelima mahasiswa tersebut saat ini tampak tergolek lemah di dalam tenda yang terpasang di bagian halaman gedung eks kantor wali kota itu. Ketika ditanya menyangkut aksi yang mereka gelar, kelima mahasiswa hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka tampak mulai lemas setelah tiga hari tidak makan dan minum sedikit pun.

Seorang staf pengajar di Setia yang berada di lokasi, Nolo Jamasi, mengatakan, aksi tersebut dilakukan secara spontan oleh kelima mahasiswa.

"Kami pihak kampus tidak bisa membatasi aksi mahasiswa. Kami tidak akan melawan petugas, tapi kami akan menuntut Pemerintah DKI untuk segera memberikan tempat penampungan baru setelah kampus kami digusur," ujar Nolo.

Sebelumnya pemerintah telah memberikan tempat pengungsian di sebuah bangunan di wilayah Jakarta Utara. Namun, menurut Nolo, bangunan tersebut tidak layak untuk digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Kami minta bangunan yang layak lah untuk kegiatan kampus," ujar Nolo.

Karena itu, Selasa malam ini civitas kampus Setia rencananya akan melakukan rapat terkait hal ini. Mahasiswa dan staf pengajar Setia juga sempat mengancam akan menduduki Balai Kota Jakarta.

"Kami akan duduki balai kota," kata Yusuf Lafire, pejabat pelaksana harian kampus Setia di eks kantor Wali Kota Jakarta Barat.

Sehubungan dengan itu, para dosen dan mahasiswa akan pindah ke kantor Balai Kota Jakarta sampai ada solusi yang memungkinkan. Untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah terhadap nasib penghuni kampus, lima mahasiswa melakukan aksi mogok makan dengan menjahit mulutnya masing-masing.

Yusuf mengatakan, pihaknya tidak dapat mencegah aksi protes mahasiswa yang dilakukan dengan menjahit bagian mulutnya itu.

"Kami bisa mengerti bahwa mereka begitu frustrasi sehubungan kegiatan belajar mengajar di kampus terganggu akibat masalah ini," ujar Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com