Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Williardi: Kalau Saya Bohong, Saya dan Anak Saya Mati!

Kompas.com - 10/11/2009, 14:10 WIB
EditorEdj

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizar diminta tolong oleh pengusaha media Sigid Haryo Wibisono untuk mencari seorang informan untuk mengikuti orang yang diduga sebagai Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Narsrudin Zulkarnaen. "Adakah informan yang dapat mengikuti 24 jam. Kerja tim lamban kerjanya," kata Williardi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nasrudin, Selasa (10/11) di PN Jakarta Selatan.

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Herri Swantoro, Antasari didakwa menganjurkan pembunuhan berencana. Seperti sudah diketahui, Antasari melaporkan bahwa ia diteror oleh orang yang diduga bernama Nasrudin. Lalu, polisi membentuk tim penyelidik untuk menanggapi laporan Antasari yang dipimpin oleh Kombes Chaerul Anwar.

Menurut Williardi, Sigid yang kenal dengan Antasari menyampaikan kepada Williardi kalau kerja tim Chaerul lamban. "Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang)," ucap Williardi mengulang kata Sigid.

Namun anehnya, sebagaimana juga dipertanyakan oleh Herri, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin. Khusus soal amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.

Selain itu, Williardi pun juga tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan dikatahui kalau orang itu adalah Nasrudin? "Tahunya setelah kami ditangkap," ucap Williardi.

Kemudian, ia melanjutkan bahwa Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp 500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.

Untuk mendapatkan informan sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi informan. "Uang itu kami berikan pada Edo semuanya," tutur Williardi.

Saat Herri mempertanyakan mengenai kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, "Demi Allah, kalau saya bohong, saya mati bersama anak-anak saya," tukasnya.

Dalam kasus ini, Williardi Wizar, Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke