Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siang Ini, Sertijab Bibit-Chandra

Kompas.com - 08/12/2009, 07:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (8/12) siang ini, akan melakukan serah terima jabatan (sertijab) dua pimpinan dari Mas Ahmad Santosa dan Waluyo kepada Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah. Sertijab dilakukan setelah KPK menerima surat keputusan pengaktifan kembali Bibit-Chandra yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Sertijab sekitar pukul 14.00 di KPK. Sebelumnya direncanakan pagi, tapi ada pimpinan yang tidak bisa karena ada acara," ucap Juru Bicara KPK Johan Budi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (7/12). Berdasarkan keppres, Waluyo dan Mas Ahmad diberhentikan dengan hormat setelah bertugas sejak Oktober 2009.

Johan menjelaskan, tidak ada acara khusus untuk menyambut kembalinya Bibit-Chandra sebagai pimpinan KPK setelah keduanya dibebaskan dari sangkaan pemerasan dan penyalahgunaan wewenang dengan diterbitkan surat ketetapan penghentian penuntutan (SKPP) oleh Kejaksaan.

Dalam proses sertijab nanti, kata Johan, keduanya tidak diambil sumpah, hanya dilakukan serah terima memori pekerjaan dari pimpinan sementara kepada Bibit-Chandra. Setelah itu, akan dilakukan pertemuan dengan para pegawai KPK.

Ia menambahkan, posisi Ketua KPK sementara masih dipegang oleh Tumpak Hatorangan Panggabean, menunggu proses Panitia Seleksi di Depkumham. Proses itu untuk mengantikan posisi Antasari Azhar yang telah diberhentikan tetap sebagai ketua KPK.

Dalam kesempatan berbeda, Mas Ahmad mengungkapkan, pada sertijab nanti, ia akan menyerahkan memorandum kepada Bibit-Chandra. Memo berisi segala hal terkait kasus korupsi yang telah ditangani pimpinan sementara selama bertugas di KPK dan saran-saran untuk KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com