Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Mitra PAM Jaya Terancam

Kompas.com - 12/01/2010, 21:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis air bersih yang dijalankan oleh kedua mitra PAM Jaya, PT Palyja dan PT Aetra, sedang terancam. Beberapa pelanggan besar mereka mulai memproduksi air bersih sendiri sehingga berpotensi mengurangi pemasukan, yang menjadi sumber subsidi bagi pelanggan kecil.

Pengamat hidrologi dan anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Firdaus Ali, Selasa (12/1/2010)mengatakan, sebanyak tiga pelanggan besar sudah atau sedang mempersiapkan produksi air bersih secara mandiri. Ketiga pelanggan besar itu adalah PT Pelindo II sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pembangunan Jaya Ancol, dan Plaza Indonesia.

PT Pelindo II dan PT Pembangunan Jaya Ancol akan mengolah air laut menjadi air bersih dengan sistem reverse osmosis (RO). Sedangkan Plaza Indonesia akan mengolah air limbah menjadi air bersih agar tidak perlu menyedot air tanah.

Dua pengelola mal besar di Jakarta lainnya juga merencanakan produksi air bersih sendiri. Keduanya berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Direktur Utama PAM Jaya Hariadi Priyohutomo mengatakan, produksi air bersih secara mandiri sebenarnya tidak dilarang jika pasokan air dari kedua mitra swastanya tidak mencukupi. Namun, jumlah air yang diproduksi tidak boleh melebihi selisih antara kebutuhan dan pasokan, serta hanya boleh dikonsumsi sendiri dan tidak untuk dijual.\

Mulainya beberapa pelanggan besar memproduksi air, kata Hariadi, harus disikapi oleh mitra swasta dengan meningkatkan pasokan air dan pelayanan. "Jika semua pelanggan besar memproduksi air sendiri, dana keuntungan yang biasa digunakan untuk menyubsidi pelanggan miskin akan berkurang," katanya.

Menurut Firdaus, pengolahan air bersih dari air limbah dinilai positif karena tidak menyedot air tanah dan tidak menghasilkan limbah yang mengotori lingkungan. Namun, untuk pihak yang mengubah air laut menjadi air bersih dengan RO diduga melakukannya dengan alasan ekonomi.

Air yang dijual PT Aetra untuk Ancol dikenai tarif Rp 12.550 per meter kubik dan untuk pelabuhan Rp 14.500 per meter kubik. Sedangkan, harga air dari RO hanya mencapai Rp 5.200 per meter kubik.

Dengan selisih tarif yang besar, Ancol sangat tertarik untuk memproduksi air sendiri. Apalagi Ancol akan menambah properti lagi tahun ini.

Staf Humas PT Pembangunan Jaya Ancol, Sofia Cakti mengatakan, produksi air secara mandiri di Ancol sedang dalam tahap persiapan. Pihaknya terpaksa memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan saat puncak musim liburan dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah.

Di saat liburan, pengunjung Ancol dapat mencapai ratusan ribu orang. "Jika saat itu pasokan airnya mati, kami akan mengecewakan banyak pengunjung. Untuk mengantisipasinya, kami harus mempunyai pengolahan air sendiri dan tetap berlangganan air ke PAM," kata Sofia.

Direktur Utama PT Aetra, Syahril Japarin, mengatakan pihaknya sanggup untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi Ancol dan Pelabuhan Tanjung Priok. "Berapa pun air yang dibutuhkan," katanya. Kesanggupan itu diwujudkan dengan menambah beberapa rumah pompa dan volume air bersih ke Jakarta Utara.

Kepala Komunikasi PT Palyja Meyritha Maryanie juga menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan air bagi semua pelanggan besar di kawasan segitiga emas Jalan Thamrin, Jalan Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Kuningan. Kesanggupan itu juga diwujudkan dengan memasang pipa besar dan menambah pasokan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com