Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Dubur Saja Tak Ada Gunanya

Kompas.com - 20/01/2010, 11:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kepolisian melakukan pemeriksaan dubur anak jalanan guna mendukung pemberantasan eksploitasi anak terkait kasus pelecehan seksual mendapat reaksi dari berbagai kalangan.

Psikolog Forensik dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, Reza Indragiri Amriel, menilai pemeriksaan dubur anak jalanan sah-sah saja dilakukan. Namun, tidak akan ada artinya bila hal itu tak dilanjutkan dengan aksi konkret, seperti program edukasi berkelanjutan oleh pihak terkait.

"Setelah diperiksa, lantas apa? Sebatas untuk riset? Jika iya, maka silakan. Namun, secara common sense saja, kita bisa duga bahwa penyemburitan atau sodomi sudah meruyak di kalangan anak-anak jalanan. Jadi, idealnya, setelah diperiksa, harus dilanjutkan dengan aksi-aksi konkret," ungkap Reza kepada Kompas,com, Rabu (20/1/2010).

Menurut Reza, yang harus difokuskan dalam upaya pemberantasan eksploitasi anak terkait kasus pelecehan seksual adalah tindak pencegahan supaya tidak jatuh korban berikutnya. Hal konkret yang dapat dilakukan dengan program edukasi berkelanjutan pada komunitas yang rentan jadi sasaran.

"Anak jalanan dan komunitas mereka perlu diberikan informasi tentang perilaku-perilaku seks menyimpang yang sangat mungkin menjadikan mereka sebagai sasarannya. Apalagi, saya yakin, di keluarga, mereka tidak mendapat ajaran yang memadai tentang nilai penghargaan terhadap integritas tubuh (body integrity)," ujar Reza.

Menurut Reza, hal itu juga terjadi karena anak-anak jalanan terkondisi untuk kontak dengan orang-orang asing. Padahal, secara naluriah, anak-anak lazimnya menghindari kontak dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. "Pengondisian yang tidak wajar macam itu, tentu, semakin memperbesar peluang mereka untuk menjadi korban potensial bagi orang-orang semacam Babeh," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com